Ajik Krisna
Ajik Krisna. Sumber Foto : Istimewa

“Kami ingin Bali menjadi pemasok kacang tanah terbaik di Bali,” imbuhnya.

Sebelum pandemi, salah satu restoran yang berada di Singaraja beromset kurang dari Rp200 juta per bulan. Akhirnya, restoran ini ditutup dan digunakan sebagai tempat produksi Kacang Ajik yang mampu menghasilkan Rp300 juta per bulan. Selain Kacang Ajik, pihaknya juga memproduksi oleh-oleh lain seperti Pie susu Ajik, Bakpia Ajik, dan Bali Banana Crispy.

“Produk yang paling best seller adalah pie susu, setiap hari Krisna produksi 5.000 pie susu,” paparnya.

Dengan produk oleh-oleh yang diproduksi, kini Krisna kembali mempekerjakan 2.000 karyawannya. Pihaknya tidak ingin menunggu pandemi benar-benar berakhir tetapi mulai berdamai dengan keadaan. Ia mengajak generasi muda agar tidak gengsi untuk bertani. Pertanian adalah sektor yang stabil, namun harus ada pekerjaan pokok lain sebagai penunjang.

Baca Juga :  Sekda Alit Wiradana Hadiri FGD BPJS Ketenagakerjaan, Bahas Perlindungan Terhadap Pekerja Rentan di Kota Denpasar

“Sebagai pengusaha saya harus bisa memotivasi dan memberikan contoh langsung kepada anak-anak muda agar tidak malu bertani, dan cerdas mengolah waktu,” tambah ayah dari empat anak ini.

Sebagai seorang pengusaha yang mulai terjun di dunia pertanian, menurutnya pertanian sangat berat apalagi jika menggarap lahan orang lain. Penjualan hasil pertanian yang sudah diberikan bibit dan pupuk gratis pun tidak menutupi biaya jasa petani. Pihaknya berharap, untuk menstabilkan pertanian, pemerintah harus mengatasi masalah permodalan, irigasi, bibit, dan asuransi pertanian.(bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News