UGM
UGM Beri Pendampingan Petani Bunga Krisan di Kulon Progo. Sumber Foto : Istimewa

Sementara Dwi Umi menyampaikan paparan terkait keunggulan biofertilizer atau pupuk cair berbahan urin dan mikrobia. Biofertilizer mampu memperbaiki sifat fisik, biologi dan kimia tanah, berfungsi mengurangi limbah peternakan sekaligus sebagai  pupuk ramah lingkungan.

“Dari analisis potensi produk biofertilizer di Kalurahan Gerbosari ada 19.210 liter/hari. Produk sebesar ini akan mampu memenuhi kebutuhan bukan hanya pertanian krisan di 120 kubung milik kelompok tani, namun juga produk pertanian lain di Gerbosari, misalnya kopi dan padi,” jelasnya.

Penelitian terkait biofertilizer ini telah dilakukan Dwi sejak 2010 dan diaplikasikan pada berbagai tanaman produksi sehingga menemukan dosis yang tepat. Hasilnya, selain mampu meningkatkan produktivitas, biofertilizer juga menurunkan biaya produksi serta menjaga kualitas media tanah.

Dalam kesempatan itu juga dilakukan praktik pembuatan biofertilizer dari bahan urin kambing dan biang (mikrobia). Urin yang telah ditambahkan biang tersebut akan difermentasi selama 14 hari dan selanjutnya diaplikasikan pada tanaman krisan milik kelompok tani.

Baca Juga :  Disambut Tepukan-Kedipan Prabowo, De Gadjah: Bali Dapat Perhatian Penuh Beliau

Lurah Gerbosari, Damar menyampaikan ucapan terima kasih atas perhatian UGM telah  mendampingi kelompok tani krisan yang sempat mati suri selama awal pandemi Covid-19 di tahun 2020.

“Saya sangat mengapresiasi UGM yang selalu turun gunung membawa teknologi dan pemikirannya untuk kami. Semoga kerjasama ini terus terjalin dan besar harapan kami, produk-produk kami bisa dikonsumsi dan diterima warga UGM nantinya,” ungkap Damar.

Ketua Kelompok Tani Krisan Guyup, Suharso, mengungkapkan harapannya agar UGM tetap melakukan pendampingan secara berkelanjutan. Diharapkan pendampingan dapat dilakukan minimal hingga tiga tahun kedepan.(bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News