Klecung
'Tri Hita Karana' dalam Pesona Wisata Desa Adat Kelecung. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, TABANAN – Wisata Desa Adat Kelecung belakangan mulai diminati wisatawan ternyata memiliki pijakan pengembangan pariwisata dengan konsep Tri Hita Karana. Sebuah konsep kearifan lokal Bali didasari atas prinsip keharmonisan.

“Kita bersyukur dianugerahi alam yang indah. Warga adat yang ramah, memiliki kultur budaya yang sangat unik dan cantik. Semuanya ini warisan leluhur yang menyatu dalam konsep Tri Hita Karana. Tinggal kita punya komitmen melestarikan itu,” terang Ni Made Ariani selaku Ketua Sahaja Sawah Foundation di Desa Adat Kelecung, Desa Tegal Mengkeb, Selemadeg Timur, Tabanan Bali, Senin (7/6/2021).

Baca Juga :  Wali Kota Jaya Negara Buka Festival Beraban 2024, Harapkan Jadi Langkah Pelestarian Seni Budaya Kalangan Muda

Ni Made Ariani yang juga pemilik Villa Sahaja Sawah ini mengaku, untuk memberi edukasi konsep adi luhung Tri Hita Karana dalam implementasi pariwisata dikatakan tidak mudah. Dibutuhkan kerjasama semua pihak secara berkesinambungan. Tidak saja dari warga adat tapi juga keseriusan pemerintah mendukung program pariwisata.

“Bagaimana hubungan dengan Tuhan, dengan sesame manusia, dengan alam. Mudah-mudahan niki (ini) di Desa Tegel Mengkeb khususnya di Kelecung keasrian alamnya tetap terjaga. Itu salah satu selling point-nya kita. Karena masih sepi, masih asri, masih bersih, itu yang kita jaga dan masih hijau. Itu yang di cari dari tamu-tamu kita yang rata-rata dari eropa,” ungkapnya.

Baca Juga :  Konsisten Sebarkan #Cari_Aman Melalui Kunjungan ke Sekolah Binaan

“Sunset-nya luar biasa, iya. Karena boleh dibilang dari jalur pantai sekitar sini, kita punya spot yang paling bagus. Karena ada tebing yang menonjol itu, dipadukan dengan sunset yang bulat dan alam sekitanya yang masih hijau. Apalagi waktu air laut sedang surut, itu bagus sekali karena kelihatan karang-karangnya,” papar Aryani.

Komitmen pihaknya menggandeng Desa Adat Kelecung melalui yayasan menjaga alam sebagai inspirasi di desanya. Didukung dari suaminya sorang bule kini sudah menjadi Hindu. Tidak saja bergerak menjaga lingkungan, yayasan dikelola Ariani juga berupaya menjaga tempat ibadah seperti perbaikan pura, infrastruktur jalan, penghijauan dan sanggar anak. Sedangkan hubungan dengan kemanusiaan pihaknya selalu membantu warga adat dalam kekurangan. Bahkan yayasan ini melakukan kegiatan bedah rumah.

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News