Pameran Kopi
Pemkab Buleleng Gelar Pameran Kopi dan Pelatihan Barista. Sumber Foto : Istimewa

Dalam laporan Kepala Disdagperinkop-UKM, Drs. Dewa Made Sudiarta, M.Si menjelaskan, Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (GERNAS BBI), menjadi pedoman bagi Pemerintah Daerah untuk mengembangkan produk unggulan yang berkualitas dan berdaya saing.

Sudiarta menambahkan, Festival Kopi Buleleng merupakan wujud bangga produk lokal Buleleng dan momentum mengangkat dan rebranding Kopi Buleleng menjadi produk unggulan searah the spirit of sobean.

Masih kata Sudiarta, tujuan dari festival Kopi Buleleng ini juga untuk, meningkatkan kebanggaan produk lokal Buleleng dengan budidaya, menggunakan, membeli dan memasarkan kopi Buleleng, meningkatkan pemahaman kelompok petani dan UMKM dalam menghasilkan  kopi dan olahan kopi berkualitas dan berdaya saing berorientasi pasar, meningkatkan keterampilan dan skill pelaku UMKM pengolah kopi/calon barista dalam mempertahankan dan mengembangkan usaha, memperluas akses pemasaran produk unggulan kopi Buleleng secara konvensional, online dan pemasaran digital, dan menguatkan sinergi dan kolaborasi berbagai komunitas, asosiasi, perguruan tinggi dan antar SKPD untuk mewujudkan UMKM naik kelas menuju The Spirit of Sobean.

Dalam sambutan Wakil Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG., mengatakan, komposisi lahan budidaya kopi robusta dan arabika memang terlihat sangat jauh. Robusta sekitar 10.000 hektar kemudian arabika sebanyak 2000 hektar. Menurutnya, kita harus bisa memaksimalkan lahan yang ada baik robusta maupun arabika. Walaupun robusta mempunyai nilai ekonomi yang lebih rendah, tetapi karena jumlah luasan lahannya yang lebih besar. Ini juga bisa meningkatkan kesejahteraan petani. Jadi pada kesempatan ini Wabup Sutjidra menyampaikan kepada para petani, dan PD Swatantra untuk membuat kelompok-kelompok petani kopi. Agar petani kopi tidak jatuh ke tangan pihak ketiga.

Baca Juga :  Angka Pravelensi Stunting Menurun, Sekda Suyasa Tekankan Kunjungan Posyandu dan Peningkatan Gizi Dioptimalkan

Sementara itu, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana,ST mengatakan, Festival ini diharapkan menjadi momentum kebangkitan Kopi Buleleng. Bupati Suradnyana mengungkapkan, selama ini petani kopi belum maksimal dalam menjaga kualitas kopinya. Hal ini menyebabkan harga kopi akan menjadi lebih murah.

“Kalau kita mengandalkan menjual kopi dengan cara lama, tanpa meningkatkan hasil olahan, satu kita kalah saing, dua kita kalah harga karena ditekan tengkulak. Kalau kita punya olaan yang baik ini bisa kualitasnya meningkat dan pasti meningkat nilainya,” tegasnya.

Baca Juga :  Pasarkan Produk UMKM Lokal, Dinas DagperinkopUKM Siapkan MyBuleleng

Masih kata Bupati Suradnyana, petani kopi masih meraba-raba skema yang tepat untuk pemasaran kopi Buleleng. Ia mengungkapkan, Buleleng belum memiliki alat roasting kopi yang baik, sehingga hasilnya kurang bagus.

“Kalau cara roasting, alatnya masih konvensional, tadi sudah kita diskusikan kita akan studi banding tentang alat-alat pembuat kopi yang bisa membuat rasa kopi terus sama. Kalau roastingnya kering, beda lagi rasa. Roastingnya kurang, aromanya enak, rasanya kalah. Cari mesin yang bisa membuat standar kopi terus terus terjaga,” pungkasnya.(bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News