Astrazeneca
Astrazeneca. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Meskipun sudah didistribusikan secara menyeluruh di seluruh wilayah di Indonesia, namun masih banyak masyarakat di Indonesia maupun di Bali yang enggan menerima vaksin Covid-19 jenis Astrazeneka dengan berbagai alasan.

Terlebih adanya isu kasus pembekuan darah pasca vaksinasi dan adanya penarikan vaksin Covid-19 jenis AstraZeneca Batch (Kumpulan Produksi) CTMAV547 di beberapa wilayah di Indonesia.

Terkait kondisi ini, dr. Benny Surya Wijaya, Sp.PD., dokter spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Balimed Denpasar mengatakan sampai saat ini vaksin Astrazeneca merupakan jenis vaksin yang aman untuk digunakan.

“Vaksin Covid-19 AstraZeneca telah mendapatkan Emergency Use Listing (EUL) dari WHO, sedangkan untuk di Indonesia vaksin Astrazeneca sudah melalui pengujian toksisitas dan sterilitas oleh BPOM adalah bentuk upaya kehati-hatian pemerintah untuk memastikan keamanan vaksin ini,” jelasnya Minggu (16/5/2021).

Baca Juga :  215 Pengelola Koperasi di Denpasar Ikuti Diklat dan Uji Kompetensi

Dilanjutkan dr.Benny, untuk di Indonesia, sampai saat ini tidak ada kaitan antara penggunaan vaksin AstraZeneca dengan kasus pembekuan darah dan risiko efek sampingnya lebih kecil dibandingkan manfaat mencegah keparahan Covid-19.

Dari hasil uji disebutkannya, vaksin AstraZeneca yang sudah berlangsung, keluhan efek samping paling banyak kategori ringan hingga sedang. Seperti nyeri di area injeksi saat ditekan, muncul rasa panas, pembengkakan, sakit kepala, panas, dan meriang.

Selain itu, dr. Benny menyebut antibodi yang muncul dari vaksinasi AstraZeneca pada dewasa bisa mencapai 32 kali, sementara pada lansia 21 kali.

“Efikasi yang didapatkan 62,1 persen, mencapai ambang batas pemberian izin darurat menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 50 persen,” tambahnya.(agni/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News