BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Selain berdampak pada harga komoditi pertanian, musim hujan juga membawa dampak pada harga telur bebek. Sejak bulan Desember lalu, harga telur bebek di tingkat peternak sudah merangkak naik dari sebelumnya Rp1.800 per butir menjadi Rp2.500 per butir.
Kartika Maya Dewi peternak asal Petang, Badung mengatakan harga harga telur bebek per butirnya sudah mencapai Rp2.500 per butir. “Harganya sudah naik sejak bulan Desember 2020 lalu, naiknya bertahap dari sebelumnya Rp1.800 per butir,” jelasnya.
Karena adanya kenaikan harga di tingkat peternak ini, maka harga telur bebek di tingkat eceran pun mengalami peningkatan menjadi Rp3.000 per butirnya. Saat ini peternak dikatakan Dewi menyerahkan telur bebek Rp75 ribu per krat, satu krat isinya 30 butir telur.
Dilanjutkan Dewi, kenaikan harga telur ini karena produksi telur dari ternak bebek mengalami penurunan ketika musim hujan secara alami. Apalagi diakuinya bebek merupakan jenis hewan ternak yang sangat sensitif terhadap perubahan cuaca.
Selama musim hujan, Dewi mengaku persentase penurunan mencapai 40 persen dari produksi harian telur ketika musim kemarau. “Ketika musim hujan, produksi telur bebek di hampir semua peternak memang turun, hal ini karena faktor cuaca dan juga dipengaruhi oleh pakan bebek itu sendiri,” ungkapnya.
Mahalnya harga telur bebek ini juga diakui oleh para pedagang di pasar Badung, Heny Apsari salah seorang pedagang sembako di pasar Badung mengakui kenaikan harga telur bebek sudah terjadi sejak bulan Desember lalu.
Kenaikan ini diakuinya Heny terjadi dari tingkat peternak sehingga pihaknya menyesuaikan dengan harga yang diterimanya. “Harga telur bebek memang naik, namun ketersediannya mencukupi karena kebutuhan telur bebek tidak seperti telur ayam, biasanya permintaan datang untuk memenuhi keperluan uoacara agama,” ungkapnya. (agni/bpn)
