Baliportalnews.com
Baliportalnews.com

BALIPORTALNEWS.COM, BULELENGMegangsing merupakan permainan tradisional yang sudah ada sejak jaman dahulu di Buleleng khususnya di daerah Catur Desa yaitu desa Gesing, desa Gobleg, desa Munduk, dan desa Umejero.

Bahkan permainan ini sudah menjadi tradisi di daerah tersebut. Saat ini, Pemkab Buleleng melalui Dinas Pariwisata (Dispar) sedang gencar melakukan pelestarian aset budaya dan tradisi. Bahkan disetiap event yang diselenggarakan Pemkab Buleleng, selalu menampilkan tradisi khas Buleleng termasuk megangsingan. Selain itu, permainan megangsing dianggap bisa dijadikan salah satu daya tarik wisata yang dapat disuguhkan kepada para wisatawan yang berkunjung ke Buleleng.

Baca Juga :  Perempuan Asal Sidoarjo Ketagihan Main Slot Hingga Curi Motor Untuk Modal

Maka dari itu, Dispar Buleleng membangun arena megangsing di desa Munduk, kecamatan Banjar, untuk memberikan wadah bagi para pecinta permainan ini. Arena megangsing ini dianggap sebagai arena yang baik untuk perlombaan bahkan untuk pertunjukan bagi para wisatawan. Dana yang digunakan untuk membangun arena megangsingan ini, merupakan Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik yang diberikan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia.

Pembangunan arena ini dikerjakan selama 105 hari sesuai kontrak kerja. Usai pengerjaan pembangunan arena megangsingan ini, Desa Adat Munduk, Kecamatan Banjar langsung menggelar upacara melaspas, Sabtu (19/12/2020). Upacara ini dihadiri langsung Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, ST didampingi Kepala Dinas Pariwisata Buleleng Made Sudama Diana, S.Sos.MM, dan Camat Banjar I Gede Arya Suardana, AP.MM.

Baca Juga :  ‘Pemprov Bali Hadir’, Serahkan Bantuan Bedah Rumah Kepada Dua Warga Kurang Mampu di Buleleng

Dalam sambutannya, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, ST mengatakan, aset kebudayaan seperti megangsingan ini perlu kita jaga bersama dan dikembangkan sebagai community based tourism. Dirinya berpesan, permainan megangsingan tidak boleh terlepas dari tradisi yang sudah ada. Mulai dari penentuan bahan, hingga pengerjaan harus tetap menggunakan bahan dan alat yang tradisional. Karena menurutnya, itu merupakan daya tarik tersendiri untuk wisatawan. Dirinya mengusulkan, sebelum lomba megangsingan, diadakan juga lomba membuat gangsing.

“Saya mengusulkan, kedepan kalau ada lomba megangsingan, tiga hari sebelumnya ada lomba membuat gangsing yang akan digunakan untuk perlombaan nantinya, sehingga runutannya lebih panjang. Ini juga bisa menjadi edukasi kepada wisatawan bagaimana cara membuat gangsing,” usulnya.

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News