Baliportalnews.com
Baliportalnews.com

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASARPilem Mebarung gelaran lomba film dokumenter dari Badan Kreatif (BKraf) Denpasar turut memeriahkan pelaksanaan Denpasar Festival ke-13 Tahun 2020. Garapan film dari puluhan sekaa teruna di Kota Denpasar dapat disaksikan melalui Channel Kreativi Denpasar, Senin (21/12/2020) malam.

Dalam penampilan karya audio visual sekaa teruna bervariasi. Dari cerita dalam garapan ogoh-ogoh hingga garapan kreativitas pemilahan sampah dan pelestarian seni budaya. Secara keseluruhan Sekaa Teruna Denpasar mampu menggugah dalam setiap karya film dokumenter mengajak masyarakat untuk selalu menjaga alam, adat dan budaya Bali.

Seperti dalam garapan ogoh-ogoh dengan mengangkat cerita Boma Pralaya dari Sekaa Teruna Dharma Bakti Mandala. Melalui media seni visual garapan ogoh-ogoh ini penting kita bersama untuk selalu peduli dengan alam. Sifat raksasa kerakusan pada alam mesti di prelina. Pada dasarnya kita harus menjaga kelestarian lingkungan kita sehingga kita memberikan kecintaan dan sebaliknya alam akan memberikan dampak baik bagi seluruh kehidupan di dunia.

Beberapa karya film lainnya ditampilkan dari ST. Sesana Putra,  ST Eka Santhi, ST Yowana Sabha Laksana, ST Dharma Kerti, ST Eka Prasetya Dharma, ST Eka Dharma Shanti, ST Sindhu Putra, ST Eka Laksana, dan ST. Dharma Kanti.

Baca Juga :  Gede Ngurah Ambara Putra Resmi Menjadi Anggota DPD RI, De Gadjah : Sinergi Parpol dan DPD Kunci Membangun Bali

Ketua Pelaksana Harian BKraf Denpasar, I Putu Yuliartha, mengatakan “Pilem Mebarung” adalah kompetisi video/film dokumenter antar Sekaha Teruna (ST) di seluruh Kota Denpasar yang diselenggarakan atas kerjasama antar OPD dan komunitas terkait di Kota Denpasar. Pilem Mebarung diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kota Denpasar bertujuan mengangkat potensi lokal di setiap banjar melalui video/film dokumenter.

Melalui Pilem Mebarung mengajak anak muda kreatif yang tergabung dalam STT di seluruh Kota Denpasar untuk membuat film dokumenter. Harapan dalam kegiatan ini di tengah keterbatasan dalam masa pandemi memberikan ruang kreatif kepada anak muda.

“Keterbatasan bukan menjadi halangan kita bersama untuk selalu berkreativitas untuk membangun langkah ke masa depan,” ujarnya.

Menurut Putu Lengkong, sapaan akrab Yuliartha, pihaknya melibatkan tiga tim juri yakni Putu Marmar Herayukti, A.A. Rai Putra Bawantara, dan I Wayan Juniarta. Ketentuan umum dari Pilem Mebarung yakni peserta mendaftarkan film dokumenternya kepada panitia melalui tautan “Pilem Mebarung” di www.denfest.kreativi.id.

Tema film “POTENSI BANJAR KAMI” dengan karya diproduksi pada periode 2020, karya menampilkan potensi kreatif ogoh-ogoh, kerajinan, fesyen, kuliner, keseniandi banjar masing-masing atau upaya kreatif warga banjar menjaga kesehatan mereka. Peserta boleh mengirimkan lebih dari satu karya dan boleh mengirimkan karya yang dibuat dalam program “Ogoh-ogoh Virtual” yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Kota Denpasar.

Peserta bertanggungjawab sepenuhnya atas Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang digunakan di dalam film yang dilombakan. Sebelum pelaksanaan lomba pihaknya juga telah melaksanakan workshop, sosialisasi, produksi dan pendampingan pada 13–18 Nopember 2020. Dilanjutkan pada pengumpulan Karya pada 24 Nopember 2020, penjurian dilaksanakan 25–26 Nopember 2020, pengumuman pemenang pada 27 Nopember 2020.

Baca Juga :  Siap Balik Mudik Pakai Motor, Yuk Intip Biar selalu #Cari_Aman

Sementara penayangan karya melalui kreativi denpasar pada tanggal 8-29 Desember 2020. Dari pelaksanaan ini kita melakukan keterlibatan komunitas terbanyak, dengan hasil karya pada lomba ini diikuti dengan jumlah 344 karya film dokumenter.

Lengkong juga mengakui pandemi Covid-19 telah sedemikian hebat membatasi hubungan fisik antarmanusia bahkan antarnegara. Satu di antara sedikit media yang mampu menembus hambatan tersebut adalah film, terkhusus film dokumenter. Karena itu, dengan Pilem Mebarung, pihaknya ingin menggerakkan potensi yang ada di Kota Denpasar sebagai rintisan yang sangat memungkinkan berkibar saat kondisi telah membaik nanti. Dalam event ini diikuti 340 karya film dokumenter

“Potensi film sebagai alternatif bisnis pascapandemi cukup besar. Maka sekaranglah saatnya kita merintis jalan. Begitu situasi normal, kita sudah siap. Sudah kuat,” tandas Lengkong.

Ia menambahkan bahwa Pilem Mebarung sejatinya merupakan program lama yang telah disiapkan sejak 2019, namun terhalang pandemi Covid-19. (pur/humas-dps/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News