Baliportalnews.com
Baliportalnews.com

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASARBicara soal new normal atau tata kehidupan baru, tanpa kita sadari bahwa hari ini atau sejak beberapa waktu yang lalu kita sebenarnya telah menerapkan new normal.

Baca Juga :  Dukung Kelancaran Mudik Lebaran, Sinergi Dishub Denpasar Siapkan Pos Terpadu, Cek Kesehatan Sopir dan Angkutan

Hal itu ditandai dengan kebiasaan mengenakan masker, rajin mencuci tangan dan menerapkan social distancing. Itu merupakan beberapa indikator kehidupan new normal, kita menjalankan aktifitas normal namun dalam suasana baru yaitu dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan pencegahan COVID-19, demikian disampaikan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace)  yang didaulat menjadi narasumber dalam acara Wirasa TVRI Bali yang mengusung tema “Penerapan New Normal di Bali”, Selasa (2/6/2020) petang.

Lalu, yang menjadi petanyaan adalah kapan new normal ini kita kembangkan pada sektor seperti pendidikan, pariwisata dan fasilitas umum lainnya. Terkait hal itu, saat ini pemerintah tengah menggodok dengan penuh kehati-hatian. Kita masih butuh waktu untuk menyusun protokol yang tepat.

Kalau ditanya kapan waktu pastinya, kembali ke kesiapan masyarakat. Kalau masyarakat sudah disiplin, angka penambahan kasus positif menurun dan angka kesembuhan terus bertambah, saat itulah new normal dalam beberapa sektor akan diterapkan secara bertahap. Tentunya, tak bisa dilaksanakan secara bersamaan karena perbedaan ketersediaan fasilitas di tiap wilayah. Mungkin nanti diterapkan dulu secara bertahap di wilayah yang sudah siap.

Dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian, pemerintah juga mempertimbangkan sektor perekonomian Bali yang melambat karena terdampak Covid-19.

“Sektor pariwisata yang menjadi andalan perekonomian Bali mengalami keterpurukan. Data yang diperoleh sampai bulan Mei 2020, tercatat sebanyak 1.360 pekerja pariwisata di-PHK dan 75 ribu lainnya dalam posisi dirumahkan. Jika situasi tak berubah, angka tersebut akan meningkat di bulan Juni karena rata-rata kemampuan manajemen hanya mampu membayar gaji hingga bulan itu. Namun saya berharap pihak manajemen tetap mengupayakan tak ada pemutusan hubungan kerja,”ujar Cok Ace.

Sejauh ini antivirus Covid-19 belum ditemukan, maka jalan satu-satunya adalah kita berdamai dengan corona. Namun damai itu ada syaratnya yaitu tetap disiplin menggunakan masker, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan rajin mencuci tangan serta menjaga jarak. Bila syarat-syarat itu bisa kita penuhi, maka kita akan bisa hidup berdampingan dengan corona sehingga Bali dan dunia bisa pulih.

“Keindahan alam akan menjadi andalan Pariwisata Bali di era new normal,” ucap Cok Ace.

Baca Juga :  Ciptakan Tertib Administrasi Kependudukan, Tim Gabungan Kelurahan Penatih Gelar Pendataan Penduduk Non Permanen

Sementara itu Akademisi UNUD Nengah Punia berharap ada langkah soialisasi yang lebih masif sebelum new normal ini diterapkan pada sektor yang lebih luas. Jangan sampai new normal diartikan sebagai kehidupan yang bebas seperti sebelum ada COVID-19.  Menurutnya, apapun langkah yang diambil pemerintah pasti ada risikonya. Namun yang terpenting bagaimana meminimalisir risiko itu dengan merubah perilaku masyarakat. Bagaimana masyarakat sadar dan taat dengan protokol kesehatan seperti mengenakan masker, rajin mencuci tangan dan jaga jarak.

Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Anak Agung Ngurah Agung Agra Putra yang mengikuti acara dialog secara virtual menyampaikan bahwa bidang ritel sangat terpukul di tengah pandemi Covid-19. Turunnya pertumbuhan ekonomi hingga minus 1,14 persen berimplikasi pada menurunnya daya beli masyarakat. Oleh sebab itu, ia menyambut positif rencana penerapan new normal.(ads/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News