Baliportalnews.com
Baliportalnews.com

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR –  Setelah terdampak limpasan banjir pesisir (rob) pada awal Juni lalu, potensi rob diperkirakan kembali berulang khususnya untuk Pesisir Utara Jawa dan Pesisir Selatan Pulau Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara.

Baca Juga :  Triwulan I Tahun 2024, Total Penerimaan Pajak Daerah di Kota Denpasar Capai Rp262 Miliar

Plt. Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Herizal menyampaikan potensi tersebut disebabkan oleh kondisi pasang air laut yang cukup tinggi di beberapa wilayah Indonesia akibat fase bulan baru (spring tide) pada 21 Juni mendatang. Selain dari faktor astronomis tersebut, terdapat faktor meteorologis berupa potensi gelombang tinggi yang diprakirakan terjadi mencapai 2,5 meter hingga 4,0 meter di Laut Jawa dan lebih dari 4,0 meter di Samudera Indonesia selatan Pulau Jawa hingga Sumba yang dibangkitkan oleh embusan angin Timuran (musim kemarau) yang kuat dan persisten mencapai kecepatan hingga 25 knot (46 Km/Jam) yang ikut berperan terhadap peningkatan kenaikan tinggi muka air laut.

“Potensi hujan yang diperkirakan dapat terjadi dalam 3 hari ke depan di beberapa lokasi di sekitar Jakarta, Cilacap serta umumnya wilayah Pesisir Selatan dapat menambah tinggi dan lama berlangsungnya genangan rob,” kata Herizal.

Saat ini, pemantauan satelit Altimetri untuk tinggi muka air laut di Perairan Indonesia umumnya bernilai positif yaitu berada di atas tinggi muka laut rata-rata.

Potensi rob dan gelombang tinggi tersebut diperkirakan berlangsung pada 19-21 Juni 2020 dan setelahnya memiliki kecenderungan menurun seiring dengan penurunan kecepatan angin.

‘Masyarakat yang bermata pencaharian dan beraktivitas di pesisir atau pelabuhan kami imbau agar meningkatkan kewaspadaan dan upaya mitigasi terhadap potensi bencana rob dan gelombang tinggi terutama untuk daerah-daerah pantai berelevasi rendah,” pungkasnya. (dar/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News