Baliportalnews.com
Baliportalnews.com

BALIPORTALNEWS.COM – Meluapnya Sungai Konaweeha, Sungai Lahambuti dan Sungai Rawa Aopa di Sulawesi Tenggara akibatnya 5.847 Kepala Keluarga (KK) atau 22.573 jiwa sudah 2 minggu wilayahnya terendam banjir. Kondisi tersebut menggerakkan Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) untuk menggalamg bantuan.

Ketua Departemen Sosial Kemasyarakatan Pimpinan Pusat KMHDI I Wayan Yogi Mirzagita mengungkapkan bahwa penggalang bantuan melalui gerakan KMHDI Peduli Sultra, gerakan ini dimulai sejak 12 Juni hingga saat ini masih terus berlanjut.

“KMHDI Peduli Sultra kita lakukan melihat begitu besar nya dampak yang ditimbulkan akibat banjir bandang ini, gerakan ini akan terus kita lakukan hingga keadaan kembali pulih sepenuhnya,” jelas Yogi, Minggu (23/6/2019).

Sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama, KMHDI akan menyalurkan bantuan kepada para korban banjir bandang di Sulawesi Tenggara. “Bantuan tahap pertama sudah kita saluran hari ini, bantuan berupa sembako dan kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat disini, selanjutnya kita masih akan terus menyalurkan bantuan ditempat-tempat yang terkena dampak banjir bandang ini,” ungkapnya.

Baca Juga :  15 Tahun SATU Indonesia Awards: Bersama, Berkarya, Berkelanjutan

KMHDI akan terus berkomitmen melakukan gerakan-gerakan pengabdian masyarakat dan  memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. “Kader KMHDI yang merupakan generasi millenial tidak boleh apatis terhadap sesama, dengan memberikan bantuan secara langsung kita dapat melihat kondisi dan tahu bantuan apa yang mereka butuhkan sehingga bantuan kita tepat sasaran,” tambahnya.

Ketua PC KMHDI Kendari I Nyoman Andre Mahendra menginformasikan bahwa selain membawa bantuan sembako dan kebutuhan pokok lainnya hari ini kita juga akan melakukan pemeriksaan kesehatan gratis.

“Selain bantuan sembako dan kebutuhan pokok, kita juga akan melakukan tes kesehatan untuk para korban, mengingat sudah 2 minggu musibah banjir ini terjadi. Saya mengucapkan terimakasih atas bantuan yang diberikan oleh teman-teman KMHDI se Indonesia melalui gerakan KMHDI Peduli Sultra,” ungkapnya.

Yogi mengungkapkan bahwa banjir yang menimpa Sulawesi Tenggara khususnya Konawe biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk surud, sehingga masyarakat akan lama ada di pengungsian.

“Berdasarkan informasi yang kita dapat, banjir didesa ambulanu membutuhkan waktu 1 bulan untuk surud, ini membutuhkan perhatian lebih. Selain kebutuhan korban yang ada dipengungsian kita juga harus mencegah adanya wabah yang timbul pasca banjir ini,” tutupnya. (humas-kmhdi/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News