Baliportalnews.com
Baliportalnews.com

BALIPORTALNEWS.COM – Memperkenalkan program S-Express Indonesia lebih mudah disampaikan dengan memperkenalkan sejarah MINIKINO, sebuah organisasi film pendek yang lahir di Denpasar, Bali, tahun 2002.

Minikino dibentuk untuk memfokuskan kegiatannya pada penyebaran dan sosialisasi budaya film pendek. Secara kongkret Minikino melakukan kegiatan rutin, sebuah bentuk festival film pendek sepanjang tahun berupa pemutaran program film pendek yang diikuti dengan diskusi yang dimoderasi.

Secara berkala Minikino juga mengadakan lokakarya dan secara intensif membuka jaringan-jaringan kerja baru dengan melakukan programming, menjalin hubungan pertukaran film pendek dengan organisasi-organisasi lain yang bersinggungan dengan kegiatan film pendek maupun film secara umum, serta juga menawarkan program film pendek untuk berbagai festival baik Nasional maupun Internasional.

Dalam perjalanan waktunya, Minikino semakin menyadari pentingnya kesadaran pada bentuk karya Film Pendek atau dalam termin bahasa Inggris disebut “Short Film”. Ketika Minikino didirikan oleh Tintin Wulia, Kiki Zayin dan Judith Goeritno oleh pada tahun 2002, sebuah trend populer di kalangan remaja Indonesia memberi label “Film Indie” atau “Film Independen” kepada sejenis film.

Namun sayangnya, penggunaan istilah Film Indie di Indonesia tidak diikuti dengan penjabaran arti ataupun pemahaman yang lebih dalam terhadap istilah ini, ataupun tanpa kesadaran lebih dalam terhadap sejarah film dunia, dari mana istilah “independent film” ini berasal.

S-Express Short Film Program Exchange lahir pada tahun 2002, diinisiasi oleh Yuni Hadi yang pada masa itu masih bekerja untuk Substation di Singapore, kemudian Amir Muhammad yang bekerja untuk Malaysian Shorts, dan Chalida Uabumrungjit  dari Thai Film Foundation.

Baca Juga :  Literasi Keuangan dan Digital Kunci Keamanan Bertransaksi Digital

S-Express adalah sebuah kegiatan tahunan yang melakukan pertukaran program film pendek secara regional . Film-film pendek yang dinilai menjadi tolak ukur perkembangan produksi Film Pendek di negara-negara yang terlibat didistribusikan.  Diinisiasi oleh penggerak dari Singapore, Malaysia dan Thailand pada tahun 2002, pertukaran ini secara resmi terjadi pada tahun 2003 dalam bentuk screening dan diskusi di negara masing-masing, terbuka untuk masyarakat dan para penggiat film untuk berkesempatan menonton produksi film pendek negara tetangga mereka. Minikino mempresentasikan kegiatan tersebut pada tahun 2003 dan membuka pintu untuk mengirim program pendek Indonesia keluar, dipresentasikan kepada negara-negara lain.

Penayangan program S-Express merupakan kegiatan tahunan yang melibatkan kinerja yang bertahap, mulai dari pengurusan ijin penggunaan karya, proses kurasi yang dilanjutkan dengan programming, kemudian dilanjutkan dengan penayangan program-program ini kepada masyarakat. Karena proses kurasi dan programming yang biasanya memakan waktu sepanjang tahun, program pada tahun yang sama biasanya baru bisa masuk ke jadwal-jadwal pemutaran pada tahun berikutnya. Kondisi ini umumnya terjadi pada tahun-tahun awal S-Express di jalankan.

Baca Juga :  HOAKS! Bumi Akan Gelap pada 8 April 2024

S-Express pertama untuk Indonesia pada tahun 2004 mengusung tema sebuah pertanyaan yang sering mengganggu para filmmaker  “What is the next step after I finished my film?”. Program ini ditayangkan di Indonesia pada bulan September 2004 di Jakarta dengan detail:

S-Express 2004: Indonesia  : What is the next step after I finished my film?

Tempat:  QB World Book Kemang (Jakarta Selatan)

Kamis, 28 Oktober 2004

Programmer: Tintin Wulia

Assistant Programmer: Edo Wulia, Mima Komaling

  1. KINO MINIKINO (Zeno Wulia, Indonesia 2003, 01:20)
  2. DI ANTARA MASA LALU DAN MASA SEKARANG (Eddie Cahyono, Indonesia 2001, 12:00)
  3. TAHI SAPI ATAU BUKAN (Wahyu Aditya, Indonesia 2003, 06:00)
  4. IT’S ALMOST THERE (Ariani Darmawan, Indonesia 2001, 04:49)
  5. A VERY SLOW BREAKFAST (Edwin, Indonesia 2002, 05:40)
  6. EL MELER (Dennis Adishwara, Indonesia 2002, 28:00)
  7.  EVERYTHING’S OK (Tintin Wulia, Indonesia 2003, 04:49)
  8. DURIAN (Farishad I Latjuba, Indonesia 2003, 15:00)
Baca Juga :  Klaim Menyesatkan, Suntik KB Tak Sebabkan Kista Ovarium

Programming dan penayangan program S-Express dilakukan  secara rutin setiap tahun sampai saat ini.
Dan sejak tahun 2015, jaringan kerja dan program S-Express menjadi salah satu sub-program dari festival tahunan Minikino Film Week.

Tahun 2017, merupakan tahun ke 15 sejak S-Express pertamakali diinisiasi. MINIKINO dan semua programmer S-Express menjadi saksi sejarah perkembangannya, melihat berbagai film festival di regional Asia Tenggara yang bermunculan dan tumbuh, dan menggunakan program ini.

Bagi masing-masing negara yang terlibat, Program tahunan S-Express memiliki beragam makna yang berbeda-beda, dan lebih jauh merupakan bagian penting dari sejarah perkembangan film pendek di Asia Tenggara. S-Express adalah sebuah gerakan penting dengan jaringan kerja yang mencengangkan. (r/bpn)


Pantau terus baliportalnews.com di :

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News