Baliportalnews.com
Baliportalnews.com

BALIPORTALNEWS.COM, YOGYAKARTA – Suasana Minggu Pagi (7/5/2017) di Fakultas Psikologi UGM tidak seperti biasanya. Riuh gelak tawa terdengar memecah suasana pagi itu. Ratusan orang mulai anak-anak hingga orang tua terlihat tertawa lepas di seputaran selasar Fakultas Psikologi.

Uniknya, dalam mengekspresikan tawa tidak bisa dilakukan secara bebas. Mereka tertawa sesuai dengan arahan dari instruktur, kapan harus mulai maupun berhenti tertawa.

Pagi itu, mereka tengah mengikuti Yoga Tertawa yang digelar oleh Mahasiswa Magister Psikologi Profesi Fakultas Psikologi UGM. Diselenggarakan untuk memperingati Hari Tertawa Tertawa Sedunia atau World Laughter Day 2017 yang jatuh setiap tanggal 7 Mei.

Panitia kegiatan, Fiona Valentina Damanik mengatakan kegiatan ini diikuti tidak kurang dari 200 peserta dari berbagai kalangan mulai anak-anak hingga orang tua. Selain diikuti mahasiswa dan karyawan UGM juga diikuti oleh masyarakat umum, termasuk para penyandang disabilitas.

Baca Juga :  Tingkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat, Pemkot Rutin Gelar Safari Kesehatan Sasar Banjar-Banjar

“Kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan Hari Tertawa Sedunia. Kami ingin menebarkan kebahagiaan bagi semuanya lewat tertawa,” jelasnya.

Dalam acara tersebut menghadirkan Guru Yoga bersertifikasi internasional di Indonesia, Emmy Liana Dewi. Di bawah panduan Emmy, para peserta mengikuti setiap gerakan dan arahan yang diinstruksikan dengan riang gembira.

“Tertawa ini bisa menghadirkan kebahagiaan,” jelasnya di sela-sela acara.

Psikolog UGM, Idei Khurnia Swasti, S.Psi., M.Psi., menyampaikan bahwa tertawa selain sebagai ungkapan kegembiraan maupun kebahagiaan dapat membuat tubuh menjadi lebih sehat serta membentuk pikiran positif. Dengan begitu dapat mengurangi emosi negatif dan stres.

Baca Juga :  Distribusi Jimny 5-Door Berjalan Konsisten, Konsumen Mengaku Sangat Puas Setelah Terima Unit

“Tertawa secara neurologis dapat membantu otak kita melepaskan zat bahagia,” jelasnya.

Idei memaparkan tertawa merupakan aktivitas yang mampu meningkatkan hormon endorphin. Saat tertawa, otak akan melepaskan hormon endorphin yang bisa meredakan stres dan menimbulkan perasaan senang serta rileks.

“Yoga Tertawa ini merupakan salah satu cara promosi kesehatan mental bagi orang normal secara psikologis dan bisa juga digunakan untuk mengatasi gangguan mental. Untuk mengatasi gangguan mental bisanya digabungkan dengan perlakuan lain seperti pengobatan medis,”paparnya.

Nur Hamidah (26) salah satu peserta Yoga Ketawa mengungkapkan adanya manfaat setelah mengikuti kegiataan ini. Dia merasa lebih senang, rileks dan lebih segar usai melakukan Yoga Tertawa.

Baca Juga :  Kementerian Pendidikan Bantah Kabar Seragam Sekolah Diganti Setelah Lebaran

“Senang sekali dengan adanya kegiatan ini. Saya merasa kembali diingatkan untuk berbagi kebahagiaan dan keceriaan dengan cara sederhana dan menyenangkan,” ujarnya. (ika/humas-ugm/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News