Baliportalnews.com
Baliportalnews.com

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Pemerintah Provinsi Bali menempatkan bidang Kesehatan sebagai program prioritasnya untuk mengentaskan kemiskinan. Dengan derajat kesehatan masyarakat yang baik merupakan syarat utama bagi masyarakat untuk bisa keluar dari lingkaran kemiskinan.

Demikian disampaikan Wagub Ketut Sudikerta saat menghadiri dan membuka secara langsung Seminar Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat Dalam Rangka Mencapai Sustainable Development Goals (SDG’s) di Bali, yang diselengarakan di Auditorium Politeknik Kesehatan Direktorat Kementerian Kesehatan Denpasar Jl. Sanitasi, Denpasar, Sabtu (24/12/2016).

“Kalau sudah sehat, masyarakat kan bisa bekerja dengan produktif, dan tentunya inikita harapkan bisa membuatnya lebih sejahtera, bahkan keluar dari lingkaran kemiskinan,” ujar Sudikerta.

Ia juga menekankan pentingnya  layanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat.

“Dengan pelayanan yang mudah terjangkau, masyarakat tidak akan ragu memeriksakan kesehatannya,”pungkasnya.

 Lebih jauh,  Sudikerta memaparkan berbagai usaha yang telah dilaksanakan Pemprov Bali dalam membangun bidang kesehatan di Bali, yang direalisasikan dalam berbagai program unggulan, diantaranya program Jaminan Kesehatan Bali Mandara. Dalam pelaksanaanya jaminan kesehatan daerah ini memberikan pelayanan gratis kepada masyarakat yang biayanya dilakukan secara sharing antara Pemprov dengan Kabupaten dan kota di Bali. Namun per 1 Januari ini program ini akan berintegrasi dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oeh BPJS Kesehatan.

Baca Juga :  OJK dan Kementerian Dalam Negeri Sepakat Perkuat Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD)

 “JKBM selanjutnya akan berintegrasi dengan JKN yang dikelola oleh BPJS. Selanjutnya Pemprov menanggung iuran BPJS bagi masyarakat miskin sesuai data Badan Pusat Statsitik (BPS) sebagai Penerima Bantuan Iuran (PBI),” jelas Sudikerta.

Ia juga menyampaikan bahwa saat ini ada dua rumah sakit yang segera rampung pembangunannya, yaitu RSUD Bali Mandara serta RS Mata Bali Mandara. Nantinya kedua rumah sakit ini diharapkan akan turut memberikan akses pelayanan kesehatan yang maksimal pada masyarakat, khususnya masyarakat kurang mampu.

“Penderita katarak di Bali sangat tinggi, hampir 200 orang yang mengantre untuk melakukan operasi, oleh karena itulah Pemprov membangun dan mengembangkan RS Mata Bali Mandara agar bisa melayani seluruh pasien yang membutuhkan penanganan secara cepat,” imbuhnya.

Baca Juga :  Semarak Ramadhan, Rohis Astra Motor Bali Gelar Buka Puasa Penuh Kebahagiaan Bersama Anak Yatim

Pemprov juga secara aktif melakukan jemput bola bagi para penderita katarak yang ada di pelosok desa melalui mobil keliling yang siap melakukan pemeriksaan bahkan operasi di lokasi pasien.

”Pemprov saat ini juga tengah membangun RS Pratama dan Puskesmas rawat inap yang memudah kan jangkauan bagi pasien yang lokasinya di pedesaan,” bebernya.

Pada kesempatan itu Sudikerta berharap para mahasiswa Poltekes dan tenaga kesehatan yang memang menggeluti ilmu medis dan kesehatan bisa turut memberikan informasi tentang kesehatan dan gaya hidup yang sehat kepada masyarakat.

“Selain menjaga kesehatan untuk diri sendiri, kebiasaan hidup sehat selanjutnya harus diketoktularkan kepada orang lain,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Poltekkes Denpasar, AA Ngurah Kusuma Jaya menjelaskan seminar yang diadakan oleh peserta didik jurusan Keperawatan tersebut memiliki tujuan untuk mencari solusi bagaimana membangun sumber daya manusia (SDM) kesehatan di Bali kedepannya, agar bisa berperan dalam pembangunan dan kemajuan Bali.

Baca Juga :  Wali Kota Jaya Negara Hadiri Upacara Melaspas dan Pujawali di Pura Desa lan Puseh Desa Adat Kesiman

SDM di bidang kesehatan diharapkan bisa menjadi fondasi dalam pembangunan masyarakat Bali yang sehat. Ia pun mengaku civitas akademika yang dipimpinnya siap bersinergi dengan pemerintah dalam menghadapi permasalahan-permasalahan kesehatan di Bali.

Lebih jauh Ia memaparkan sejarah Poltekkes Denpasar yang berdiri dari berdiri tahun 1984 dengan nama Sanitasi, dan saat ini memiliki 6 jurusan yakni jurusan Kesehatan Lingkungan, Keperawatan, Gizi, Kebidanan, Kesehatan Gigi, Analis Kesehatan, serta kedepannya rencananya juga akan dibuka jurusan D3 farmasi yang saat ini sedang tahap perancangan.

Ditambahkan Ketua Panitia, Putu Sudiani, bahwa kegiatan yang dilaksanakan melibatkan sistem kepanitian yang berjumlah sekitar 60 orang yang sebelumnya sudah melalui tahap seleksi perekrutan. Tak hanya melibatkan peserta didik, seminar menurutnya melibatkan tenaga kesehatan dari eksternal kampus. (bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News