Pelatihan Membuat Banten
Ayu Kristi Arya Wibawa Buka Pelatihan Membuat Banten di Banjar Merangi Kesiman Petilan. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Dalam upaya meningkatkan pemahaman makna upakara bagi masyarakat terutama bagi wanita Hindu tentang filosofi dan makna upakara banten sesuai sastra, Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kota Denpasar secara berkelanjutan melaksanakan pelatihan Membuat Banten “Ayaban Tumpeng Pitu”.

Kali ini kegiatan dilaksanakan di Banjar Meranga Desa Kesiman Petilan Kecamatan Denpasar Timur dan dibuka secara resmi Wakil Ketua WHDI Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, Minggu (5/3/2023) di Banjar setempat.

Dalam kesempatan itu, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa mengatakan, pelatihan banten ini bukan untuk menggurui masyarakat tentang cara membuat banten. Namun kegiatan ini merupakan upaya meningkatkan pemahaman masyarakat terutama wanita Hindu terkait makna dan filosofi dari Banten. Disamping itu kegiatan juga untuk berbagi ilmu tentang cara mejejaitan dan metanding sesuai dengan sastra agama Hindu.

“Kami mengetahui ibu-ibu semua pasti sudah sering dan biasa dalam membuat banten namun dengan kegiatan ini kita bisa sharing dan berbagi ilmu,” ucap Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa.

Baca Juga :  Pertina Bali Maksimalkan Persiapan Menuju PON ke-21 dengan Latihan di Uzbekistan

Melalui pelatihan banten ini diharapkan ibu-ibu bisa mandiri membuat banten minimal untuk diri sendiri maupun keluarga. Sehingga nanti kedepan bisa sendiri mempersiapkan.

Mengingat wanita Hindu di Bali tidak terlepas diri ritual upacara, untuk itu dalam pelatihan ini akan dijelaskan makna dan filosofi Banten sesuai sastra agama oleh narasumber dari WHDI Kota Denpasar.

Salah satu Narasumber Ni Wayan Sukerti mengatakan, pelatihan banten ini adalah untuk memberikan pemahamam tentang banten sesuai dengan sastra dan mencegah tidak ada kata “nak mula keto”.

Menurutnya, jika pemahaman tentang banten tidak diberikan maka Agama Hindu tidak akan berkembang. Untuk itu dalam pelatihan ini akan di jelaskan makna dari setiap banten, cara menjarit dan metanding yang benar.

Yang terpenting dalam membuat banten harus bisa membedakan mana ajaran sesuai dengan agama dan mana budaya.(bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News