fmipa unud
Fmipa Unud Jadi Tuan Rumah Kongres Kobi 2022. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Prodi Biologi FMIPA Universitas Udayana menjadi tuan Rumah penyelengaarakan Kongres KOBI (Konsorsium Biologi Indonesia) yang ke 4. Kongres berlangsung pada tanggal 16-17 Nopember 2022, di Ruang Nusantara, Gedung Agrokomplek, Kampus Universitas Udayana, Sudirman Denpasar Bali. Penyelenggaraan Kongres berkolaborasi dengan Pelaksanaan Science and Technology International Conference (STIC).

Sambutan disampaikan oleh Ketua KOBI Periode 2020-2022 Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., yang pada intinya menyampaikan kinerja yang telah dilakukan.

Dekan FMIPA Unud Dra. Ni Luh Watiniasih, M.Sc.,Ph.D., memberikan sambutan dan Membuka Konggres secara resmi. Yang dalam sambutannya menyampaikan bahwa KOBI sesuai tujuannya yaitu berperan aktif dalam pengembangan pendidikan tinggi biologi dalam penguasaan keanekaragaman hayati, pemanfaatan sumber daya alam hayati (bioresources) secara optimal dan berkelanjutan bagi kesejahteraan umat manusia dan kelestarian lingkungan, dengan 3 langkah utama yang telah disetujui untuk dilakukan yaitu: (1) Menghimpun lembaga-lembaga pendidikan tinggi di bidang biologi baik pemerintah maupun swasta; (2) Melakukan komunikasi, menjalin kerjasama, dan bersinergi dengan lembaga-lembaga yang bergerak dalam bidang biologi dan bidang terkait, baik di dalam maupun di luar negeri.

“Dan yang ketiga Membantu pemerintah dalam pembangunan berbagai sektor kehidupan yang terkait dengan bidang Biologi,” ungkapnya.

Baca Juga :  Tingkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat, Pemkot Rutin Gelar Safari Kesehatan Sasar Banjar-Banjar

Kongres KOBI telah berhasil menetapkan tiga keputusan besar, yaitu pertama, menetap kembali Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. sebagai ketua KOBI periode 2022-2026, kedua, menetapkan Garis Besar Program Kerja KOBI periode 2022-2026 dan ketiga, melakukan perubahan beberapa aspek dalam anggaran dasar dan anggara rumah tangga KOBI (AD-ART).

Dalam kongres juga disajikan beberapa materi, yaitu : (1) Jabatan Fungsional Kurator Hayati dengan Narasumber: Plt. Direktur Pembinaan Jabatan Fungsional dan Pengembangan Profesi (Badan Riset dan Inovasi Nasional/BRIN); (2) Presentasi Perkumpulan Biologi Medik Indonesia (PBMI) Indonesia Biologist Association (IBA); (3) Sharing information Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIPI) oleh Prof. Jatna Supriatna; dan (3) Diskusi kerjasama dengan mitra KOBI.

Baca Juga :  Atasi Blind Spot di Jalan Raya, Puluhan Siswa Dapatkan Edukasi #Cari_Aman

Dalam kongres tersebut, KOBI juga menetapkan poin-poin penting terkait Indonesia Biodiversity Index (IBI), yaitu: Terkait agenda G20 tentang konservasi ekosistem mangrove dan keanekaragaman hayati hari ini 16 November 2022. Ekosistem mangrove memiliki komoditas ekonomi yang kaya baik flora maupun fauna. Seperti kepiting, udang, ikan, dll. The Economics of Biodiversity: The Dasgupta Review menyoroti “untuk memahami bahwa ekonomi manusia dibatasi dan membentuk kembali pemahaman kita tentang apa yang membentuk pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang benar-benar berkelanjutan: memperhitungkan sepenuhnya dampak interaksi kita dengan Alam dan menyeimbangkan kembali permintaan kita dengan kapasitas Alam untuk persediaan”.

Oleh karena itu, kita perlu mengukur status dan tren keanekaragaman hayati di tempat atau ekosistem tertentu. Seperti untuk melihat indikator keanekaragaman hayati pada ekosistem mangrove.

Saat ini, Konsorsium Biologi Indonesia telah mempromosikan dan mengembangkan Indonesia Biodiversity Index (IBI).

IBI dapat digunakan sebagai indikator pengukuran keanekaragaman hayati berbasis ekosistem dan atau yurisdiksi.

Namun, IBI masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan baik tata kelola maupun infrastruktur untuk menjalankan big data.

Oleh karena itu, kolaborasi antara pihak pemerintah, akademisi, peneliti, dan praktik konservasi sangat penting untuk memperkuat inisiatif IBI. (unud.ac.id/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News