Menkeu Sri Mulyani
AVA Congress 2022, Menkeu Sri Mulyani Harap Anggota AVA Dapat Bangun Proses Yang Transparan dan Good Corporate Governance. Sumber Foto : mon/bpn

BALIPORTALNEWS.COM, BADUNG – Kementerian Keuangan selaku pembina profesi penilai terus berupaya untuk mengakselerasi profesionalisme penilai agar menjadi pemacu pertumbuhan ekonomi. Salah satunya dengan memegang presidensi ASEAN Valuers Association (AVA) Tahun 2021-2022 dan menyelenggarakan The 24th AVA Congress Tahun 2022 sebagai forum untuk membangun sinergi dan komunikasi profesi penilai di kawasan ASEAN.

AVA Congress 2022 diselenggarakan di Bali pada 22-24 November 2022. Adapun tema pada kongres ini adalah ‘Emerging Stronger: Valuation for Strong Recovery and Sustainable Future’ yang relevan dengan pemulihan pasca pandemi yang sedang gencar diupayakan di kawasan ASEAN.

Presiden AVA 2021-2022, Firmansyah Nazaroedin mengatakan, Dalam 2 tahun terakhir gelombang pandemi Covid-19 menempatkan kita dalam situasi yang sulit, teteapi negara-negara anggota AVA saling mendukung dan bersinergi untuk melakukan upaya terbaik untuk mengatasi kesulitan tersebut.

“Kami juga patut berbangga karena valuasi dan industri real estate kami selamat dari pandemi,” ucap Firmansyah.

Lebih lanjut Firmansyah Nazaroedin menambahkan, Melihat pada pengalaman ini perlunya tindakan yang kolektif diantara para penilai ASEAN.

“Kami yakin sebagai negara-negara anggota AVA akan bangkit bersama dan siap menghadapi tantangan pasca pandemi Covid-19 dengan menyusun strategi canggih dan model operasional untuk berkembang dalam normal baru,” ujarnya.

Baca Juga :  Bupati Giri Prasta Meletakkan Batu Pertama Pembangunan GKPB Dalung

Nufransa Wira Bakti Selaku Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengawasan Pajak mengatakan, AVA 2022 ini kongres pertama setelah pandemi dan anggotanya profesi penilai di negara ASEAN dan ini kongres ke-5 yang diadakan di Indonesia.

“Ini adalah kerja sama antara Pusat Pembinaan Profesi Keuangan Kementerian Keuangan (PPPK) dan Masyarakat Profesi Penilai (MAPPI),” kata Nufransa Wira.

Ava sebagai manifestasi peran profesi penilai pada negara anggota ASEAN memegang nilai yang sejalan dengan ASEAN dalam berkontribusi bagi kesejahteraan dan perdamaian dunia. Sinergi dan kebersamaan merupakan nilai yang dapat mendukung kerja sama yang saling menguntungkan.

“Kementrian Keuangan sangat mendukung kegiatan ini sehingga bisa berkontribusi secara ekonomi khususnya Indonesia, Semoga hasil dari forum ini bisa membuat perubahan ekonomi masa depan terutama transformasi digital,” harapnya.

Baca Juga :  Ekle's Clinic Kembali Hadir di Bali dengan Layanan yang Lebih Lengkap

“Dukungan dengan dasar saling menghargai, riset, kolaborasi, pendidikan, serta penguatan institusi untuk mendukung profesi penilai sebagai penggerak ekonomi negara harus menjadi bagian penting dalam kerja sama yang terjalin,” ujar Menteri Keuangan, Sri Mulyani.

Dengan track record penilai yang kredibel dapat mendukung pemulihan ekonomi dan mewujudkan masa depan yang berkelanjutan. Para anggota AVA juga diharapkan dapat pulih dengan lebih kuat pasca pandemi dan melakukan perbaikan secara terus menerus.

Menkeu berpesan agar kongres ini dapat membantu penilai menjadi lebih profesional melalui komunikasi yang positif dan sinergi. Selain itu, diharapkan pula agar para penilai dapat meningkatkan kompetensinya, mengingat peran penilai saat ini dan di masa yang akan datang akan semakin dibutuhkan.

“Penilai seharusnya terus memahami konteks ekonomi global sehingga dapat mendefinisikan dengan baik kontribusinya pada dunia. Penilaian adalah bagian penting dari good governance. Hasil penilaian dapat menjadi dasar untuk pengambilan keputusan dalam bisnis dan perumusan kebijakan. Semakin akurat hasil penilaian, semakin baik keputusan yang diambil,” ujarnya.

Baca Juga :  Disdikpora Badung Matangkan Teknis PPDB 2024/2025 melalui Sosialisasi kepada Kepsek SD dan SMP Negeri

Pentingnya penilaian yang baik agar banyak investor dapat dilindungi, terutama investor kecil. Penilai yang kredibel juga dapat menjaga kredibilitas sistem keuangan. Risiko pada siklus bisnis pun dapat berkurang berkat adanya evaluasi risiko oleh penilai.pada pertemuan G20, khususnya terkait krisis finansial dan pembangunan infrastruktur, Menkeu turut menekankan pentingnya peran penilai profesional. Penilaian pengadaan tanah dalam rangka pembangunan infrastruktur menjadi aspek penting dalam praktik penilaian.

“Saya berharap para anggota AVA dapat membangun proses yang transparan dan good corporate governance ketika penilai terlibat dalam suatu proyek karena peran penilai akan sangat penting dalam mengevaluasi dan memitigasi risiko. Apabila governance tidak baik dan evaluasi risiko tidak tepat, maka dapat menimbulkan krisis keuangan,” jelasnya.(mon/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News