Screenshoot video Wakil Rektor III Undiksha, Prof. Dr. Wayan Suastra, M.Pd., saat menjadi pembicara di PKKMB Undiksha. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, BULELENG – Beredarnya video Wakil Rektor III Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) melarang mahasiswa ikut organisasi di luar kampus menuai banyak pendapat dikalangan aktivis mahasiswa. Melihat itu Rektor Undiksha, Prof. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd., membantah jika yang disampaikan bawahannya tidak ada bermaksud untuk melarang akan tetapi itu tujuannya agar mahasiswa lebih selektif dalam memilih organisasi di luar kampus.

Sebelumnya beredar video berdurasi sekitar 46 detik di media sosial YouTube yang berisikan statement Wakil Rektor III Undiksha Prof. Dr. Wayan Suastra, M.Pd yang meminta mahasiswa lebih aktif di organisasi kemahasiswaan, namun tidak untuk diluar Undiksha.

Baca Juga :  Ciptakan Generasi Tangguh dan Mandiri, Disdikpora Badung Gelar Pelatihan Wirausaha Muda

“Saya mohon nanti adik-adik aktif ya masuk ke organisasi kemahasiswaan, jangan diluar Undiksha. Karena banyak sekali organisasi luar yang mengimingi-imingi adik-adik masuk kesana. Itu hati-hati karena banyak yang akan menjerumuskan adik-adik ke hal-hal yang kurang baik. Jadi ikutilah organisasi yang ada di Undiksha ada BEM, MPM, dan ada 33 UKM,” ujar Prof. Suastra dalam video saat dirinya sebagai pembicara di Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Undiksha 2022.

Untuk meluruskan maksud dari bawahannya itu Rektor Rektor Undiksha, Prof. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd., langsung buka suara tentang statement tersebut.

Baca Juga :  TPK dan RPK Diminta Berperan Aktif Menjaga Stabilisasi Harga Beras di Buleleng

Dimana Prof. Jampel menyebutkan bahwa maksud dari bawahannya tidak lain yakni meminta agar mahasiswa lebih selektif dalam memilih organisasi khususnya diluar kampus. Sebab jika mahasiswa tidak selektif dikhawatirkan bisa masuk organisasi intoleran yang bisa memecah belah bangsa dan negara.

“Maksudnya beliau (Prof. Suastra) mahasiswa agar lebih selektif memilih organisasi. Disamping itu beliau takut mahasiswa atau anak didiknya nanti masuk organisasi yang intoleran,” ungkapnya, Jumat (16/9/2022).

Bahkan Prof. Jampel sangat mendukung anak didiknya selain aktif di kampus juga mendorong agar aktif berkegiatan di luar kampus. Apalagi selama dua semester mahasiswa berkegiatan dalam Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Sehingga mahasiswa didorong untuk berorganisasi diluar kampus.

“Kita tidak ada melarang. Justru dengan MBKM selama dua semester mahasiswa kita berkegiatan di luar kampus. Artinya mahasiswa di dorong untuk berorganisasi di luar kampus,” tegasnya.(dar/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News