Lumajang
Wagub Cok Ace Hadiri Prosesi Mapepada Wewalungan Sehari Jelang Puncak Karya Pujawali Pura Mandara Giri Semeru Agung. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, LUMAJANG – Wakil Gubernur Bali, Prof. Tjok. Oka Artha Ardhana Sukawati didampingi Kapolres Lumajang AKBP Dewa Putu Eka D, S.IK., M.H. dan Camat Lumajang Dedwi Suprapto menyaksikan prosesi mapepada wewalungan yang dipuput oleh Ida Pedanda Selat Duda, serangkaian karya pujawali di pura Mandara Giri Semeru Agung, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Anggara Wage, Wuku Pahang, Selasa (12/7/2022).

Prosesi mapepada wewalungan merupakan penyamaan terhadap roh hewan (kambing, kerbau, babi dan kura-kura) yang akan digunakan untuk sarana upakara. Dengan Mapepada diharapkan arwah dari hewan yang digunakan untuk upakara, ketika lahir kembali mengalami kenaikan tingkat atau tidak menjadi hewan kembali.

Baca Juga :  Manfaatkan Kekuatan CBR250RR, Pebalap Astra Honda Kibarkan Merah Putih di ARRC China

Selain itu, banten yang digunakan juga terbuat dari janur, dan bahan lainnya sebagai sarana upakara.

Nampak istri dari Wagub Bali, Ny. Tjok. Putri Hariyani Ardhana Sukawati dan putra pertamanya turut serta mengikuti prosesi mapepada wewalungan yang mengitari pura Mandara Giri Semeru Agung sebanyak tiga (3) kali.

Sebelum dilaksanakan upacara mapepada wewalungan, segenap umat Hindu yang ada di Lumajang dan juga dari Bali secara guyub mengisi rentetan karya dengan tari rejang dewa, wirayuda dan topeng.

Prosesi mapepada wewalungan ini dilaksanakan sehari sebelum puncak karya pujawali di pura Mandara Giri Semeru Agung yang diharapkan mampu membersihkan jagad raya secara sekala dan niskala. Setelahnya, puncak karya dilaksanakan pada Buda Kliwon Wuku Pahang (13/7/2022) besok dan dilanjutkan pujawali nyejer selama sebelas (11) hari.

Baca Juga :  Gelar Santunan Yatim Piatu, PT Hotel Indonesia Natour Berbagi Kebaikan di Bulan Ramadhan 1445 H

Seperti diketahui Mapepada adalah upacara penyucian yang dilaksanakan sebelum memotong hewan yang hendak digunakan untuk upacara yadnya sehingga terhindar dari Ahimsa Karma.

Dengan Mapepada diharapkan arwah dari hewan yang digunakan untuk upakara, ketika lahir kembali mengalami kenaikan tingkat atau tidak menjadi hewan kembali.

Upacara yang dipimpin Ida Pedanda Djelantik Giri itu juga mengambil langkah untuk tetap melaksanakan upacara Nganyarin secara bergilir masing-masing kabupaten dan kota se-Bali.(bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News