FTP Unud
Dosen FTP Unud Laksanakan Kegiatan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati di Desa Matotonan. Sumber Foto : Istimewa

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai tentang Pelaksanaan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Kabupaten/Kota Pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan mulai tanggal 14 Juni 2022 hingga 14 Juni 2023.

Maksud dan tujuan dari PKS ini adalah sebagai upaya Bersama untuk memanfaatkan, mengoptimalkan dan mendayagunakan  sumber daya yang dimiliki untuk melaksanakan program pendampingan tentang Pengelolaan Keanekaragaman Hayati yang difokuskan untuk pengembangan bambu sebagai tanaman konservasi dan pemanfaatan lahan-lahan kritis disepanjang bantaran sungai.

Baca Juga :  Indonesia Siap Sambut Para Pemimpin Negara, Menteri dan Delegasi World Water Forum ke-10

Realisasi dari PKS ini telah dilaksanakan oleh dosen Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem Dr. Ir. Pande Ketut Diah Kencana, MS. Kegiatan yang dilaksanakan  Pengelolaan Keanekaragaman Hayati yaitu Bambu yang mencangkup Pemilihan tempat rumah pembibitan dekat dengan sumber air dan membuat rumah bibit yang dilaksanakan oleh 8 kelompok di 2 Desa yaitu Desa Madobag dan Desa Matotonan, Kec. Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai.

Dr. Ir. Pande Ketut Diah kencana, MS. Melaporkan bahwa kegiatan saat ini merupakan lanjutan dari kegiatan kajian yang dilakukan tim tahun lalu (Juni 2021).

Baca Juga :  Sekda Alit Wiradana Lepas Peserta Program Mudik Gratis Ikawangi

“Tim yang terlibat dari lingkungan hidup, pariwisata, teknik kelistrikan (ada pembangkit listrik biomasa bambu), teknik bangunan bambu dan pangan,” jelasnya.

Pada keberlanjutan Program yang dilaksanakan diharapkan dapat membantu Pengelolaan Keanekaragaman Hayati di Desa Matotonan dan Desa Madobag Kec. Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai khususnya Bambu, beliau juga mengatakan diharapkan dengan adanya kegiatan pendampingan ini dapat memberikan dampak positif bagi seluruh kelompok tani yang mendapatkan program pelatihan dan tanaman bambu dapat tumbuh dan menjadi salah satu keanekaragaman hayati yang dikembangkan di Kepulauan Mentawai, kedepannya akan diberikan pelatihan terkait pengolahan bagian-bagian tanaman bambu sebagai produk turunan seperti pangan, terutama batangnya untuk bahan baku rumah UMA (bangunan asli suku Mentawai), mengingat saat ini bangunan rumah dibuat dari bahan kayu, sehingga akan dapat mengurangi pembabatan hutan, beriket sebagai sumber energi untuk mengembangkan produk cirikhas dari Kepulauan Mentawai.(unud.ac.id/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News