BALIPORTALNEWS.COM, BULELENG – Wajah Komang Tri Rahayu nampak sedikit pucat dan tubuhnya terbaring lemas diatas bed ruang Sakura RSUD Buleleng tempatnya mejalani perawatan usai mengalami keracunan pada Sabtu (4/6/2022) bersamaan dengan seratusan lebih siswa di SMPN Satu Atap 2 Kubutambahan.
Didampingi sang ibu, siswa yang baru berumur 14 tahun ini hanya bisa menerima kalau dirinya harus sampai dirawat inap lebih dari dua hari akibat dokter menyatakan gejala yang dialaminya masuk kategori gejala keracunan sedang berat dengan ciri berupa dehidrasi, mual, muntah dan diare.
Kadek Restini ibunda dari Komang Tri Rahayu siswa asal Banjar Dinas/Desa Tambakan, Kecamatan Kubutambahan itu menceritakan sebelumnya Komang mengikuti acara perpisahan dan kenaikan kelas di sekolah sekitar pukul 12.00 WITA. Diakhir acara pihak sekolah lalu membagikan makanan berupa nasi bungkus berisi lauk daging babi kecap, mie, sayur buncis, dan telur.
Karena tidak mengetahui sama sekali akan mengalami keracunan ia pun dengan lahap menyantap nasi bungkus itu bersama 161 siswa lainnya. Saat dirinya memakan nasi itu tanda-tanda keracunan sama sekali tidak terjadi dan semua masih baik-baik saja.
“Waktu itu anak saya pas makan nasinya masih baik-baik saja, kakaknya juga sama tidak ada gejala muncul,” jelasa Restini saat ditemui di Ruang Sakura sambil menemani anak ketiganya itu.
Lanjut Restini, Putri bungsunya itu baru mengalami gejala keracunan berupa mual setelah berada di rumahnya sekitar jam 1 siang. Gejala itu sebelumnya tidak diperkirakan sebagai keracunan oleh Restini namun setelah dikatakan terjadi kelanjutan seperti muntah, kepala pusing dialami Komang Tri Rahayu. Akhirnya memilih pulang dari kebun dan sekitar jam 4 sore sampai di rumah anaknya telah dalam kondisi lemas.
“Sampai di rumah saya lihat anak sudah lemas karena panik langsung saya berikan susu habis itu mendengar temannya yang lain juga mengalami hal sama. Saya bawa dia (Komang) menuju Puskesmas. Ditengah perjalanan perutnya ngaku sakit dan dilanjukan dengan muntah-muntah hampir 10 kali lebih. Sambil memberikan susu tiba-tiba dia ingin berak tapi waktu itu beraknya encer terus-terusan,” papar ibu yang memiliki tiga orang anak ini.
Restini mengaku bersyukur karena kondisi anaknya kini sudah mulai membaik serta tensinya telah normal kembali. Sedangkan untuk gejalanya masih seperti mual, pusing, dan perut masih sakit akibat terus muntah.
“Kondisi sekarang sudah membaik, kalau kemarin tensinya bisa sampai 90 dari awal datang kesini (RSUD) hingga malam. Masih tapi sekarang masih mual-mual sama agak pusing,” imbuhnya.
Sementara itu, dr. Putu Arya Nugraha mengatakan untuk di RSUD menyisakan dua orang siswa yakni Komang Tri Rahayu (14) dirawat di Ruang Sakura dan Putu Ari Ningsih (15) dirawat di Ruang Padma I.
Keduanya menurut dr. Arya mengalami gejala keracunan yang tergolong sedang berat dengan ciri berupa dehidrasi, mual, muntah dan diare. Khusus untuk Putu Ari dikatakan dr. Arya harus dirawat di ruang intensif Padma 1 dikarenakan perlu monitoring yang lebih ketat.
“Ada dua pasien yang masih dirawat inap salah satunya yakni Putu Ari yang masih perlu dimonitoring lebih ketat serta mendapatkan cairan yang lebih banyak. Akan tetapi keduanya sudah mulai membaik secara signifikan. Namun khusus Putu Ari masih perlu observasi setelah semua norma maka akan diberikan rawat jalan,” papar dr. Arya. (dar/bpn)