Forbes Under 30
Start Up Jebolan Pertamuda Masuk Daftar Forbes Under 30. Sumber Foto : Istiemwa

BALIPORTALNEWS.COM, JAKARTA – Setelah berhasil menjadi jawara Pertamuda (Pertamina Muda) Seed and Scale 2021, kini Chickin Indonesia menjadi Enterpreneur 30 under 30 dari majalah Forbes di kategori Tech Enterprise.

Chickin Indonesia merupakan startup jebolan Pertamuda Seed and Scale 2021 sebuah program kompetisi ide bisnis bagi mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri yang diadakan oleh PT Pertamina (Persero) tahun 2021 lalu.

Chickin mengembangkan aplikasi Smart Farm Micro Climate Controller sebagai solusi untuk peternakan ayam agar lebih produktif dan efisien.

Forbes menilai, Chickin Indonesia adalah startup teknologi unggas pertama di Asia Tenggara, dan telah berdampak pada peningkatan pendapatan bagi ratusan peternak unggas.

Chickin diketahui telah bermitra di beberapa perusahaan di Jawa Tengah seperti Japfa, Charun Pokphand, CJ group, dan 14 rumah potong hewan lainnya.

Adalah Ashab Alkahfi dan Tubagus Syailendra alumnus Universitas Brawijaya sebagai Founder Chickin Indonesia. Kedua anak muda ini lolos masuk menjadi TOP 3 bersama 2 team lainnya, mengungguli 50 tim dari 23 universitas dengan mengusung ide bisnis aplikasi Smart FarmMicro Climate Controller sebagai solusi untuk peternakan ayam agar lebih produktif dan efisien.

Baca Juga :  Peluncuran Program TPAKD Kota Denpasar: Kredit/Pembiayaan Sektor Prioritas Pertanian, Simpanan Pelajar, dan UMKM Bali Nadi Jayanti

“Keunggulan aplikasi yang kami ciptakan adalah membantu peternak unggas agar dapat meningkatkan pendapatan mereka hingga 25 persen. Aplikasi yang kami gagas ini juga memungkinkan peternak menjual ayam dengan harga lebih tinggi,” kata Ashab.

Selain itu, Chickin juga menghadirkan teknologi manajemen kandang, Chickin Smart Farm. Peternak diberi kemudahan dalam memonitor kebutuhan pakan, pertumbuhan ayam, mengatur suhu dan kelembaban kandang, serta mencatat seluruh kegiatan administrasi perkandangan secara digital.

Meski banyak yang meragukan ide mereka, Chickin pantang menyerah. Mereka menganut prinsip growth hacker, menerobos sana-sini untuk mendapatkan investor. Upaya yang dilakukan Chickin tak sia-sia ketika mereka mendapatkan suntikan modal sebesar US$2,5 juta dari investor.

“Ini sama artinya startup kami bisa tumbuh hingga 2.000% dalam setahun,” Ujar Ashab sembari menyebutkan modal awal membangun startup tersebut sekitar Rp7 juta.

Baca Juga :  Bank Mandiri Siapkan Rp1,15 Triliun untuk Kebutuhan Uang Tunai di Bali dan Nusa Tenggara Jelang Idul Fitri

Bukan tanpa alasan Chickin membuat aplikasi tersebut. Menurut Ashab, saat ini ayam potong menjadi salah satu komoditas yang tak pernah absen di pasaran. Peluang dari bisnis ini cukup besar bahkan produk panennya pun sering kali membanjiri pasar.

Ashab menuturkan, ketidakseimbangan antara supply-demand selama ini diakibatkan dari panjangnya rantai pasok dari peternak hingga ke end user. Karena itu, Chickin membuat teknologi manajemen kandang untuk menjawab kebutuhan yang ada di sektor peternakan ayam.

“Kami berupaya untuk meningkatkan produktivitas peternak ayam dan mendorong kebutuhan konsumsi ayam pedaging masyarakat. Jadi kami juga membantu peternak menjual hasil panennya,” ujarnya.

Ashab bersyukur atas prestasi yang diraih Chickin. Menurutnya, keberhasilan Chickin tak terlepas dari bantuan Pertamina yang pada tahun lalu melalui Pertamuda Seed & Scale.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kami, termasuk Pertamina. Dukungan Pertamina sangat impactful. Dari situ kami bisa berkembang lagi dan mendapat investor. Dan itu sangat membantu Chickin dalam perjalanannya,” katanya.

Baca Juga :  Kinerja Industri Jasa Keuangan Provinsi Bali Terjaga dan Tumbuh Positif

Menurut Fajriyah Usman Vice President Corporate Communication PT Pertamina (persero), melalui kegiatan ini diharapkan generasi muda dapat menjadi generasi digital economy yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui inovasi berdasarkan ilmu yang sudah didapat dari jenjang Pendidikan.

“Pertamina, dalam upaya mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDG’s) khususnya di poin 4 yakni Pendidikan yang berkualitas bagi seluruh warga negara Indonesia serta poin 8, mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi dari aspek kewirausahaan, menggerakan generasi muda Indonesia untuk mendorong tumbuhnya startup dari berbagai kampus, yang selanjutnya dapat meningkat menjadi unicorn. Sebagaimana yang digaungkan oleh Kementerian BUMN yang mendorong seluruh BUMN turut andil melahirkan unicorn-unicorn muda Indonesia,” kata Fajriyah.(bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News