IDAI
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Bali, dr. IGN. Sanjaya Putra,Sp.A(K) bersama timnya bertatap muka dengan Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa  pada Selasa (5/4/2022) di Denpasar. Sumber Foto : Istimewa 

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Pencegahan penyakit Stunting (Gangguan Pertumbuhan Akibat Kurang Asupan Gizi) pada anak di Kota Denpasar telah digencarkan melalui berbagai program sinergis. Sebagai langkah optimalisasi program pencegahan stunting ini dilakukan lagi berbagai terobosan.

Hal ini terungkap saat Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Bali, dr. IGN. Sanjaya Putra,Sp.A(K)., bersama timnya serta Kadis Kesehatan Kota Denpasar, dr. Luh Putu Sri Armini, M.Kes., bertatap muka dengan Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, SE., MM., pada Selasa (5/4/2022) di Denpasar.

Baca Juga :  Wali Kota Jaya Negara Buka Kontes Ikan Mas Koki Bali Wali Kota Cup I

Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa mengapresiasi kinerja bagus yang selama ini telah dilakukan seluruh stakeholder bersama Pemerintah Kota Denpasar, dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Denpasar terkait pencegahan dan penaggulangan stunting pada anak.

“Apalagi, dengan optimalisasi program penanganan stunting ini, diharapkan sepenuhnya tidak ada lagi kasus stunting di Kota Denpasar. Selama ini upaya menurunkan dan memutus angka stunting di Kota Denpasar juga telah digencarkan berbagai program seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita kurang gizi dan ibu hamil,” jelas Arya Wibawa.

Baca Juga :  Pemkot Denpasar Berikan Penghargaan Bagi Calon Pensiunan PNS

Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Bali, dr. IGN. Sanjaya Putra,Sp.A(K) menyebut saat ini angka Stunting di Kota Denpasar berada dikisaran angka 9 persen, alias masih termasuk rendah dari angka nasional yakni 14 persen.

“Tentu kami dari IDAI menargetkan untuk dapat menurunkannya lagi. Terlebih lagi, ada penelitian yang menyebutkan bahwa bayi dibawah dua tahun yang sering mengalami gangguan kesehatan, terutama gangguan pencernaan (diare) akibat Rotavirus berpotensi mengalami Stunting karena penyerapan gizi nya terganggu yang berakibat pada gangguan pertumbuhan,” ungkapnya.

“Karena inilah penting diitngkatkan program pencegahan berkelanjutan dimulai dari fase pra-nikah hingga fase kelahiran anak yang diawasi Posyandu dan pusat kesehatan lainnya. Kedepannya perlu juga dirancang vaksinasi Rotavirus ini yang mekanismenya dikaji dan disiapkan IDAI bersama Pemkot Denpasar,” ujar Sanjaya Putra.(bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News