Pasemetonan
Sumber Foto : Istimewa

“Sebagai krama Bali kita punya kewajiban seperti itu, agar bisa membangun daerah bersama-sama,” imbuh alumnus ITB Badung ini.

Tak berhenti di sana, Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini juga menyebut pembangunan yang baik harus melibatkan semua komponen masyarakat, seluruh krama Bali apapun pasemeton-nya. “Untuk itu, visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali Melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru, menjadi arah besar bagi pembangunan Bali saat ini,” ujarnya.

Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali ini sesungguhnya dijabarkan Gubernur merupakan visi yang disusun dengan berakar pada nilai-nilai dan kearifan lokal masyarakat Bali.

Dijelaskannya pula bahwa Bali tak hanya punya sisi sekala atau fisik, namun diwariskan mengandung unsur niskala. “Unsur niskala juga yang membedakan Bali dengan daerah lainnya, Bali menjadi terkenal dan mempunyai aura yang sangat kuat karena unsur niskala ini, saya berani jamin tidak ada yang menyamai bahkan di dunia ini,” sebut Gubernur.

Baca Juga :  Triwulan I Tahun 2024, Total Penerimaan Pajak Daerah di Kota Denpasar Capai Rp262 Miliar

Sementara itu, Ketua Panitia Mahasabha IV MWBW, Guru I Nyoman Cakra menyampaikan, sesuai dengan peraturan pemerintah di masa pandemi Covid-19, kegiatan Mahasabha diikuti oleh peserta secara terbatas.

Peserta yang hadir langsung lanjut dia, hanya pengurus inti moncol kabupaten/kota ditambah pengurus moncol pusat dan panitia. “Sementara pengurus moncol dari luar Bali, seperti Jawa, Sumatera hingga Sulawesi serta semeton lainnya dipersilakan mengikuti jalannya mahasabha melalui Zoom Meeting,” jelasnya.

Panitia juga disebut mewajibkan peserta Mahasabha menjalani Rapid Test Antigen sebelum memasuki tempat acara Mahasabha.(bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News