Saat disinggung mengenai hal tersebut, salah satu dokter lulusan Universitas Udayana, yang juga merupakan Sekertaris Perhimpunan Ahli Epidemilogi Bali, dr. I Wayan Gede Hartawan mengatakan, secara alami, paru–paru manusia memproduksi lendir. Pada perokok, lendir biasanya lebih banyak dan kental. Jumlah produksi lendir yang ada pada paru–paru perokok inilah yang beresiko menyumbat area paru dan menjadikan sistem pernapasan rentan terinfeksi virus.
Biasanya, perokok aktif yang rentan terpapar virus corona, biasanya disertai dengan komplikasi dari banyaknya penyakit dalam tubuh, sehingga daya tahan tubuh menurun dan Covid–19 mudah masuk dan menyebar.
“Prilaku, dimana para perokok ini akan lebih sering untuk menyentuh area mulut, menyebabkan peningkatan resiko penularan secara tidak langsung melalui kontak. Karena kan merokok kadang tak sempat cuci tangan, kedua lebih sering membuka masker, resiko juga penularan secara langsung melalui salruan nafas,” ujar dr. Hartawan.
Hal lain juga ditambahkan, orang yang merokok juga dapat membahayakan lingkungannya, karena asap yang dihasilkan, dapat membuat orang disekitarnya menjadi perokok pasif. Sejauh ini, perokok pasif juga dinilai memiliki resiko yang cukup rentan dalam mengalami dampak buruk dari asap rokok tersebut. (bpn)