Baliportalnews.com
Baliportalnews.com

BALIPORTALNEWS.COM – Pakar Epidemiologi Penyakit Infeksi UGM, Prof.Dr.dr. Hari Kusnanto Josef menyebutkan hingga saat ini belum ada studi terkait air conditioner (AC) dalam meningkatkan risiko penyebaran virus corona atau Covid-19. Kendati begitu beberapa studi mengungkapkan virus corona cenderung stabil pada lingkungan dengan suhu udara dingin dan kering. Sementara suhu tinggi dan kelembaban tinggi dapat mengurangi penularan virus corona.

“Secara teoritis kemungkinan bisa, tetapi sampai sekarang belum ada penelitian terkait penularan Covid-19 dari penggunaan AC,” katanya saat dihubungi Kamis (9/4/2020).

Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM ini  menyampaikan bahwa penelitian terkait penggunaan AC dengan penularan virus corona, baru dilakukan pada SARS.  Hasilnya menunjukkan bahwa ada pengaruh penggunaan AC dengan penularan SARS.

“Kalau SARS sudah ada penelitiannya, ada penularan dari AC namun jarang sekali kejadiannya. Saat itu di Hotel Metro Hongkong,” ujarnya.

Baca Juga :  Pertamina F1 Powerboat Grand Prix 2024 Sukses Digelar, Kukuhkan Posisi Danau Toba Sebagai Water Sport Tourism Destination

Dia mengatakan di Wuhan ada keluarga yang diketahui positif Covid-19 makan di sebuah restoran ber-AC. Setelah dilakukan contact tracing terhadap orang-orang yang saat itu juga tengah berada di restoran dan di uji tidak ditemukan adanya penularan virus corona. Baik pengunjung maupun staf restoran dinyatakan negatif Covid-19.

Meskipun belum ada studi terkait AC dan penyebaran Covid-19, Hari menyampaikan bahwa ruangan tertutup dengan sirkulasi udara yang terbatas dapat meningkatkan risiko penyebaran virus. Guna meminimalisir hal tersebut, dia menyarankan masyarakat untuk membuka jendela-jendela agar sirkulasi dan ventilasi meningkat.

Baca Juga :  PLN Imbau Waspadai Pungli dan Cermati Informasi Rekrutmen Bersama BUMN

“Di ruang tertutup dengan sirkulasi minim berisiko besar menyebarkan virus, terlebih ruang sempit dan AC hidup terus. Karenanya, diusahakan jendela-jendela dibuka sehingga ada pergantian udara, tidak hanya muter terus udaranya,” urainya.

Dosen pada Departemen Kedokteran Keluarga dan Kedokteran Komunitas ini menuturkan virus tidak memiliki kemampuan bertahan hidup lama di udara. Rata-rata di udara virus hanya bisa bertahan 30 menit, tidak seperti di permukaan benda yang mampu bertahan selama berhari-hari.

“Jadi pakai AC di rumah itu tidak masalah. Tidak usah khawatir selama tidak ada keluarga yang positif ataupun melakukan kontak dengan yang terinfeksi Covid-19,” tandasnya.

Baca Juga :  Dibekali Segudang Fitur Kelas Flagship, POCO M6 Pro Maksimal Banget Buat Nge-game Layaknya Pro Player

Menurutnya, yang terpenting untuk mengurangi penyebaran Covid-19 adalah dengan melakukan physical distancing dengan berdiam diri di rumah, rajin mencuci tangan dengan sabun, dan gunakan masker jika terpaksa keluar rumah. (ika/humas-ugm/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News