Baliportalnews.com
Baliportalnews.com

BALIPORTALNEWS.COM – Mahasiswa Universitas Gadjah Mada berhasil mengungkap potensi bonggol pisang untuk terapi penyakit kanker payudara.

Mereka adalah Ida Nur Aini, Ahmad Syauqy Tafrihani, dan Dhuriyatun Khasanah. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE) ketiganya mengeksplorasi potensi bonggol pisang sebagai agen antimetastasis kanker payudara.

“Bonggol pisang ini jarang dimanfaatkan, padahal di dalamnya mengandung senyawa flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan,” jelas Ida, Jum’at (23/8/2019) di Kampus UGM.

Ida menyebutkan senyawa flavonoid yang ada pada bonggol pisang salah satunya yaitu kuersetin. Kuersetin dapat menghambat metastasis kanker dengan cara menurunkan ekspresi MMP-9.2.

Baca Juga :  Inovasi Branding Media Sosial Pemerintah: Workshop Kolaboratif PPPOMN BPOM x Digitalic

Ketiganya memulai penelitian dengan melakukan ekstraksi bonggol pisang untuk mendapatkan Ekstrak Bonggol Pisang (EBP). Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi dengan pelarut etanol dingin 95%. Setelah dilakukan ekstraksi, dilakukan kuantifikasi kandungan kuersetin dalam EBP menggunakan metode kolorimetri AlCl3.

Setelah dihitung jumlah kandungan flavonoidnya, dilakukan uji in vitro terhadap EBP menggunakan model sel kanker payudara 4T1 yang memiliki karakter cepat bermetastasis. Ekstrak diuji efek penghambatannya terhadap pertumbuhan sel kanker dengan metode uji MTT Assay.

“Hasilnya ekstrak bonggol pisang tidak menghambat pertumbuhan sel 4T1 yang artinya tidak bersifat toksik,” tuturnya.

Selanjutnya, untuk melihat aktivitas EBP sebagai agen anti penyebaran kanker payudara dengan metode Gelatin Zymography dan scratch wound healing assay. Metode ini bertujuan untuk mengetahui efek EBP terhadap penurunan ekspresi MMP-9 dan efek EBP terhadap migrasi sel kanker.

“Hasil yang diperoleh ekskrak bonggol pisang yang dikombinasikan dengan doksorubisin mampu menurunkan ekspresi MMP-9 dan menghambat migrasi sel, sehingga dapat disimpulkan berpotensi sebagai agen antimetastasis kanker payudara,” paparnya.

Selain melakukan uji in vitro, mereka juga melakukan inovasi dengan membuat ekstrak bonggol pisang menjadi sediaan food powder. Aplikasi ekstrak dalam bentuk sediaan ini bertujuan untuk meningkatkan akseptibilitasekstrak bonggol pisang agar mudah dikonsumsi.

Baca Juga :  PLN Kembali Raih Best Green Loan Internasional atas Akselerasi Transisi Energi

Dari hasil penelitian yang dilakukan Ida menyebutkan bahwa terlihat potensi dari ekstrak bonggol pisang untuk menghambat penyebaran kanker sehingga dapat dikembangkan sebagai pencegah kanker maupun sebagai suplemen dalam pengobatan kanker dalam bentuk food powder. Karenanya kedepan diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengolah bonggol pisang sebagai alternatif  obat kanker di tengah masyarakat. (ika/humas-ugm/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News