Baliportalnews.com
Baliportalnews.com

BALIPORTALNEWS.COM – Sel punca (stem cell) adalah sel induk yang menjadi asal dari segala jenis sel di tubuh manusia. Karena sifat tersebut, sel punca diyakini dapat digunakan untuk mengisi dan memperbaharui sel jaringan yang rusak akibat berbagai penyakit degeneratif, autoimun dan keganasan, misalnya, memperbaiki sel otot dan jaringan jantung yang mati pada pasien serangan jantung, menumbuhkan sel pada jaringan otak atau saraf dan pembuluh darah baru pada pasien stroke, memperbaharui organ ginjal yang rusak, terapi anti penuaan dan mengganti kulit pada pasien luka bakar.

Penemuan sel punca pada tubuh manusia memberikan harapan baru bagi pengobatan penyakit regeneratif dan penyakit yang tidak ada obatnya, seperti kanker, autoimun, kerusakan syaraf tulang belakang, sakit persendian, diabetes, cerebral palsy, alzheimer, penyakit jantung, penyakit kelainan genetik dan lain-lain.

Sel punca dapat berupa sel punca embrionik (embryonic stem cell) yang bersumber dari embrio makhluk hidup, atau sel punca dewasa (adult stem cell) yang bersumber dari organ atau jaringan seperti sumsum tulang, darah tepi, darah tali pusat, jaringan tali pusat, plasenta, jaringan lemak, otot dan kulit. Perbedaan dari kedua sel punca ini selain dari sumbernya adalah dalam hal kemampuannya berdiferensiasi.

Sel punca embrionik mampu berdiferensiasi membentuk semua jenis sel (pluripoten), sehingga secara logis hampir semua penyakit degeneratif dapat diperbaiki oleh sel punca embrionik. Sebaliknya, sel punca dewasa memiliki kemampuan diferensiasi lebih rendah dari sel punca embrionik, yaitu hanya mampu berdiferensiasi menjadi beberapa jenis sel yang umumnya segolongan (multipoten), sehingga penggunaannya menjadi lebih terbatas.

Riset dan terapi sel punca berkembang dengan pesat di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia. Di Indonesia, beberapa pusat riset mulai mengembangkan penelitian tentang sel punca, salah satunya adalah Stem Cell and Tissue Engineering Research Center (SCTE-RC) di Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI).

Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Cipto Mangunkusumo sebagai Rumah Sakit Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia telah memiliki dokter spesialis dengan keahlian terapi sel punca di bidangnya sehingga ditunjuk oleh Menteri Kesehatan RI sebagai Pusat Penelitian, Pengembangan dan Pelayanan Medis Sel Punca di Indonesia sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 159/MENKES/SK/II/2009.

Baca Juga :  Dukung Bali Maritime Tourism Hub, Pertamina-Pelindo Sepakat Jalin Kerja Sama

Perkembangan sel punca di FKUI-RSCM dimulai pertama kali saat dilakukan cangkok sumsum tulang belakang untuk terapi kanker darah dan jantung serta didirikannya Unit Transplantasi Sumsum Tulang pada tahun 1989 yang dilanjutkan untuk kanker getah bening.

Dari pengalaman tersebut, FKUI-RSCM kemudian memiliki peralatan transplantasi sumsum tulang dan sumber daya manusia berupa dokter-dokter yang mengambil pendidikan konsultan dan doktoral dari berbagai spesialisasi yang tertarik pada bidang sel punca.

Maka sejak tahun 2007 mulailah dikembangkan penelitian-penelitian sesuai dengan Best Clinical Practice yang melibatkan praktisi medis klinik, praktisi medis pre-klinik hingga scientist yang berkolaborasi mulai dari penelitian dasar (in vitro dan in vivo) hingga penelitian translasional dan klinis.

Untuk memenuhi Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 833/MENKES/PER/IX/2009 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Sel Punca, maka sejak tahun 2012 RSCM telah memiliki Laboratorium Pengolahan Sel Punca Untuk Aplikasi Klinis yang berada di Unit Pelayanan Terpadu Teknologi Kedokteran Sel Punca (UPT TK Sel Punca RSCM) yang berlokasi di Gedung CMU2 Lantai 5.

Unit ini merupakan unit pelayanan fungsional multi disiplin yang bertugas menyediakan dan menyelenggarakan kegiatan Pelayanan, Pengolahan, Pendidikan, Pengembangan dan Penelitian sel punca di Rumah Sakit dan sebagai unit penunjang untuk pelayanan aplikasi klinis dan penelitian dasar. Laboratorium kultur sel punca yang ada di UPT TK Sel Punca RSCM merupakan laboratorium milik pemerintah dengan standar CGMP (current good manufacturing practices) yang pertama di Indonesia dan dapat melakukan uji saring infeksi, uji kualitas, uji diferensiasi dan penelitian terapan sel punca lainnya.

Baca Juga :  PT Honda Prospect Motor Umumkan Shugo Watanabe Sebagai Presiden Direktur Baru

Meskipun sel punca diklaim sebagai harapan baru bagi dunia kedokteran, penggunaan sel punca masih perlu dikaji dan diteliti lebih dalam supaya tetap pada koridor keamanan dan kebermanfaatan bagi kepentingan manusia. Oleh karena itu SCTE-RC IMERI FK UI dan UPT TK Sel Punca RSCM akan menyelenggarakan 2nd Open Scientific Meeting (OSM2) yang bertema: Breakthrough on Stem Cell Treatment in Regenerative Medicine, dengan rangkaian acara meliputi Simposium Awam, Simposium Ilmiah dan Workshop mengenai sel punca dan rekayasa jaringan.

Ketua panitia OSM2, Dr. dr. Cosphiadi Irawan SpPD-KHOM, menyatakan Simposium Awam akan memberikan gambaran dan pengetahuan kepada masyarakat umum tentang terapi sel punca dan regulasinya; sedangkan Simposium Ilmiah bertujuan untuk memberikan informasi terkini riset dan penerapan sel punca dan rekayasa jaringan kepada kalangan ilmiah termasuk peneliti, dokter, spesialis dan mahasiswa. Selain itu juga akan diselenggarakan Workshop pelatihan mengenai cara isolasi, identifikasi, pengolahan dan penyimpanan sel punca bagi kalangan ilmiah.

Simposium sel punca ini menghadirkan lebih dari 40 pakar sel punca terkemuka dari Indonesia dan manca negara. Pakar sel punca dari Indonesia seperti Prof. Dr. dr. Idrus Alwi SpPD-KKV, Dr. dr. Cosphiadi Irawan SpPD-KHOM, Prof. Dr. dr. Yoga Yuniadi SpJP(K) yang telah melakukan penelitian terkait terapi sel punca di bidang kardiovaskular (jantung) sejak tahun 2007 Selain itu Prof. dr. Jeanne Adiwinata Pawitan PhD, dr. Isabella Kurnia Liem MBiomed PA PhD, dr. Radiana Antarianto M.Biomed, PhD, Dr. rer. physiol. dr. Septelia Inawati Wanandi dan dr. Gita Pratama SpOG MRepSc juga akan berbagi pengalaman mereka dari sisi Biomedik selama melakukan penelitian untuk penyediaan sel punca yang telah dimulai sejak tahun 2009. Dr. dr. Ismail H.D. SpOT(K), yang merupakan ketua Asosiasi Sel Punca Indonesia (ASPI) saat ini, bersama dengan Dr. dr. Rahyussalim SpOT(K), akan memaparkan hasil penelitian terkait terapi sel punca untuk kasus patah tulang, infeksi tulang belakang, tulang rawan dan tumor tulang yang telah dilakukan sejak tahun 2010. Pakar rekayasa jaringan seperti Dr. drg. Decky Joesiana Indrani MDSc dan Yudan Whulanza ST MSc, PhD akan memaparkan teknologi biomaterial untuk rekayasa jaringan pada gigi dan tulang.

Baca Juga :  Penerimaan Pajak Usaha Ekonomi Digital Tembus Rp23,04 Triliun, Kripto Sumbang Rp580,2 Miliar

Selain itu simposium ini menghadirkan pakar-pakar dari mancanegara seperti Prof. Taruna Ikrar, ilmuwan Indonesia yang berkarir di Amerika Serikat, untuk memberikan kuliah mengenai penggunaan sel punca untuk pengobatan pada penderita kelainan sel otak, Dr. William Hwang dari Singapore General Hospital (Singapura) memaparkan teknologi sel punca untuk penyakit kanker darah dan Dr. Jaeseung Lim dari Korea juga berkenan memberikan kuliah terapi sel untuk pengobatan kanker.

Rangkaian acara OSM2 ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi terkini terkait perkembangan sel punca dan rekayasa jaringan serta penerapannya pada dunia kedokteran di Indonesia dan dunia (Retno Wahyu Nurhayati, PhD-Panitia). (r/bpn)


Pantau terus baliportalnews.com di :

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News