Baliportalnews.com
Baliportalnews.com

BALIPORTALNEWS.COM – Sepenggal cerita haru sang endral Bintang Dua, Irjen Pol, DR.Drs.Hi. Ike Edwin, SH,MH,MM, umrohkan pembantunya saat tugas di Makassar, Sulawesi Selatan (Sumsel), ibarat seorang dewa penyelamat yang selalu dikenang sampai ahir hayat. Demikianlah petikan ceritanya.

Dari Bone, Makassar Sulawesi Selatan, terkenang kisah ketika ada seorang wanita Idawen berusia 50 tahun membaktikan diri bekerja di Rujab (Rumah Pejabat) Sulsel. Hari demi hari melewati waktu sebagai pembantu Rujab, berbagai pejabat dilayaninya sebagaimana tugas pembantu. Tanggung jawab wanita tersebut dimulai dari menyuci, menyediakan makanan dan sampai dengan urusan belanja keperluan sehari-hari kebutuhan para pejabat yang tinggal di Rujab.

Setelah sekian lama berkerja disitu, Idawen, kembali harus menerima majikan barunya karena pergantian pejabat yang menempati Rujab karena pindah tugas. Sang pembantu itu menyebut sosok pejabat yang baru masuk dan tinggal di Rujab tepatnya pada, 30 September 2013, seorang pejabat yang berpangkat bintang satu menduduki tugas sebagai Wakapolda Sulsel.

Sang penyelamat kala itu berpangkat Jenderal Bintang Satu (Brigjen) dan membuah aneh Idawen. Bagaimana tidak, justru Pak Wakapolda mendekati Idawen dan bertanya banyak hal seolah ingin mengenal pembantu yang berugas di Rujab. Tidak hanya Bu Ida hampir semua pembantu disana diajak makan bersama satu meja sebagai ajang silaturahmi antara Wakapolda dengan pembantu, petugas lainnya yang di Rujab.

Baca Juga :  TUMBUH by Astra Financial Penuh Promo Menarik

“Beliau menolong Mamaku (Idawen), Pak Jenderal kasih Umroh terus uang buat perbaiki rumahnya Mamaku di kampung (Bune-red),” Tutur Narti, Anak Idawen mengenang cerita mamanya.

Menurut Narti, mantan Wakapolda Sulsel yang kini menjabat Staf Ahli Kapolri ini adalah sosok Jenderal yang baik hati dan mulia. “Pokoknya Mama sudah lama kerja di Rujab, sekitar 7 tahunan.  Tapi baru Pak Jenderal yang begitu baik hati mulia yang mau melihat seorang pembatu yang di tinggal suaminya,” tuturnya.

Dengan penuh harap agar Dang Ike Edwin (panggilan Ike Edwin) dapat kembali menjadi Kapolda Sulsel. “Kami masih berharap Pak Jendral bisa Kapolda di Makassar, dan saya yang anak pembantu ini disuruh pakai mobil dinas Wakapolda untuk menghadiri wisuda saya,” urai Narti menceritakan kisah harunya.

Berdasarkan cerita mamanya, Narti menjelaskan Pak Wakapolda juga sering membuat sambel sendiri dan mengenalkan kami dengan anaknya Kanjeng dan Azizia, laksana tak ada jarak antara orang kaya dan anak orang miskin seperti dirinya.

“Kata mama, beliau pernah mengulek sambel sendiri dan anak-anak beliau Kanjeng dan Azizia sangat baik juga pada kami tidak membedakan mereka anak siapa, kami anak siapa,” imbuhnya.

Saat dikonfirmasi, Dang Ike Edwin menganggap hal itu adahal hal biasa, karena baginya ada rezeki orang lain yang dititipkan kepadanya.

Baca Juga :  Produksi Lokal Mobil Listrik NETA Akan Dimulai Bulan Mei 2024 Mendatang

“Saya membantu pasti ada alasannya. Saya liat sendiri kondisi rumahnya yang dikampung, itu sudah rezeki Bu Ida yang dititipkan kepada saya.  Termasuk anak-anaknya Ada Ria dan siapa itu lupa saya, mereka berhak mendapatkan rizki yang seharusnya mereka terima, kebetulan saja itu melalui tangan saya,” pungkasnya. (znd/bpn)


Pantau terus baliportalnews.com di :

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News