BALIPORTALNEWS.COMPrestasi kembali ditorehkan oleh mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Kali ini, delegasi mahasiswa Fakultas Farmasi UGM berhasil mendominasi juara dalam Pharmacy Festival (Pharfest) yang diselenggarakan Universitas Indonesia pada 1-2 Oktober 2016 lalu. 

Dalam kompetisi itu, mahasiswa Fakultas Farmasi UGM berhasil menyabet gelar juara 1,2, dan 3 lomba konseling kategori advance pasien serta juara 3 lomba debat. Selain itu juga mendapatkan penghargaan sebagai best speaker dalam lomba debat.

Adella Clara Alverina meraih juara pertama kategori advance konseling pasien. Sementara juara kedua dan ketiga juga diraih mahasiswa farmasi UGM yakni Noor Rohmah Satiti dan Jelita Lintang Sukma Rahayu Budiningsih. Ketiganya merupakan mahasiswa program profesi Apoteker Fakultas Farmasi angkatan 2016.

Sedangkan dalam lomba debat tim UGM yang beranggotakan Baiq Risma Fatmayanti, Wahyu Adiningsih, dan Kadek Hendra Darmawan meraih juara tiga. Tidak hanya itu penghargaan khusus sebagai best speakerjuga berhasil diperoleh Baiq Risma Fatmayanti. 

Baca Juga :  Hadapi Kejuaraan Nasional Balap Mobil Musim 2024, Honda Racing Indonesia Umumkan Pembalap dan Mobil Balap Baru

Adella Clara menyebutkan pharfest merupakan kegiatan tahunan yang diadakan oleh mahasiswa farmasi Universitas Indonesia. Salah satu kegiatan yang diselenggarakan adalah kompetisi dibidang kefarmasian. Kompetisi itu diikuti tidak kurang dari 60 mahasiswa farmasi dari sejumlah perguruan tinggi di Indonesia.

“Dalam kompetisi ini Fakultas Farmasi UGM mengirimkan 5 mahasiswa untuk bertanding di kategori advance dan 5 orang kategori beginner serta 1 tim lomba debat,”urainya, Senin (2/12/2016) di fakultas Farmasi UGM. 

Perjuangan Adella meraih juara pertama tidaklah mudah. Sebelumnya dia harus berjuang ketat berkompetisi dengan puluhan mahasiswa lain dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Dalam kategori advance konseling pasien setiap peserta diberikan kasus untuk memberikan pelayanan obat atas resep dokter.

“Saat final peserta dihadapkan pada kasus pasien menderita asma dan batuk karena alergi,” jelasnya. 

Dikatakan Adella, dalam kompetisi itu dia berlaku layaknya apoteker yang sedang menjalankan layanan kefarmasian. Pasien datang dengan resep dokter dan dia harus melaksanakan layanan kefarmasian dan memberikan konseling pada pasien terkait cara penggunaan obat, efek samping yang ditimbulkan, serta terapi non farmakologi yang dapat membantu proses penyembuhan. 

“Senang dan bersyukur delegasi Farmasi UGM bisa tampil maksimal dalam kompetisi ini. Semoga kedepan semakin banyak prestasi yang bisa dipersembahkan untuk fakultas serta universitas melalui berbagai kompetisi,” pungkasnya. (ika/humas ugm/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News