BALIPORTALNEWS.COMEra digital menghadirkan tantangan tersendiri bagi dunia usaha. Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membawa perkembangan positif bagi mereka yang mampu beradaptasi dan memanfaatkan teknologi tersebut, sementara mereka yang tidak mampu mengejar ketinggalan akhirnya  menjadi terpinggirkan dan tertinggal. Untuk menjawab tantangan ini, ko-kreasi menjadi prinsip yang harus diperhatikan oleh para pelaku bisnis.

“Dalam lingkungan bisnis saat ini, kalau tidak bekerja sama, tidak mungkin bisa membangun bisnis yang sukses. Ko-kreasi adalah sebuah keharusan bagi setiap perusahaan di era digital,” ujar CEO Six Capital, Patrick Teng, Selasa (20/12/2016) di Balai Senat UGM.

Hal ini ia sampaikan dalam seminar internasional bertajuk Co-creation in the Digital Economy: Bridging the Digital Divide yang diadakan atas kerja sama antara UGM dengan Kamar Dagang dan Industri Australia, Dewan Bisnis Indonesia-Australia, serta Kamar Dagang Indonesia. Seminar yang masih menjadi bagian dari Dies Natalis UGM yang ke-67 ini ditujukan untuk memetakan dan memitigasi kesenjangan dan ketertinggalan terkait dengan perkembangan ekonomi digital serta untuk memperkuat kerja sama antara berbagai pihak untuk mewujudkan ko-kreasi di bidang ekonomi digital.

Dalam kesempatan ini, Patrick memaparkan bagaimana prinsip ko-kreasi menjadi hal yang penting di era ekonomi digital saat ini. Jika di masa lalu sumber daya bisa dikuasai oleh pihak tertentu saja, maka dengan ekonomi digital, monopoli ini tidak lagi terjadi. Dengan kata lain, semua pihak kini mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk berkontribusi sekaligus mendapat manfaat akibat distribusi sumber daya yang tersebar merata.

Baca Juga :  Pertamina Mandalika International Circuit Jadi Magnet Pariwisata Olahraga, Baru Setahun Sudah 200 Hari Terpesan untuk Gelaran Event Otomotif

“Dewasa ini, ekonomi digital pada intinya terkait dengan kreasi bersama dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersebar di berbagai pihak,” ujar Patrick.

Lebih lanjut ia menjelaskan, ekonomi digital saat ini pada intinya terkait dengan kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama dan menciptakan suatu karya yang jauh lebih besar. Prinsip ini juga, lanjut Patrick, yang mendorongnya untuk menjalin kerja sama dengan UGM dalam pengembangan teknologi digital. Selain karena dikenal dengan beragam riset yang berkualitas, keterlibatan UGM dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat juga menjadi nilai tambah yang membuatnya optimis terhadap kerja sama yang telah diinisiasi beberapa waktu silam ini.

Baca Juga :  IHGMA DPD Bali Gelar Rakerda IV, Mendorong Pariwisata Menuju Regeneratif

“Saya sangat kagum dengan kapasitas yang ditunjukkan oleh UGM dan hal-hal yang bisa kami capai bersama dalam waktu kurang dari 1 tahun ini. Kami juga sangat menghormati kepedulian UGM untuk berkontribusi bagi Indonesia,” imbuhnya.

Patrick menambahkan, atas dasar semangat inilah kerja sama yang diinisiasi Six Capital bersama UGM dilakukan, khususnya untuk menjembatani kesenjangan kesejahteraan antara masyarakat urban dan masyarakat pedesaan. Kerja sama ini pun mendapat sambutan yang baik dari Rektor UGM. Sebagai universitas yang dekat dengan pedesaan, menurutnya, masalah kesenjangan memang menjadi salah satu perhatian utama dari UGM.

 “UGM telah berkomitmen untuk mendukung pembangunan desa. Kita semua, baik mahasiswa maupun peneliti, harus terus bekerja sama untuk membuat lompatan dalam menurunkan kesenjangan kesejahteraan antara masyarakat urban dan pedesaan,” ujar Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D.

Ia kembali mengulas pesan yang sempat ia sampaikan dalam laporan Dies Natalis UGM, mengenai bagaimana UGM memiliki kepedulian yang mendalam terhadap perkembangan daerah pedesaan, khususnya mengingat besarnya wilayah pedesaan di Indonesia yang memiliki potensi untuk digarap. Hal ini, menurutnya, adalah titik awal yang harus diperhatikan dalam rancangan pembangunan nasional Indonesia yang berkelanjutan.

Baca Juga :  Kinerja Industri Jasa Keuangan Provinsi Bali Terjaga dan Tumbuh Positif

“Melalui pembangunan desa kita bisa membangun Indonesia. Pembangunan ekonomi kita diprediksi akan sangat berkembang dengan pesat, namun sayangnya itu belum terefleksi dalam kenyataan,” imbuhnya.

Dalam waktu dekat, kerja sama antara UGM dan Six Capital akan diwujudkan dalam pembangunan Digital Innovation Center yang akan melengkapi fasilitas Teaching Factory serta Science Technopark yang dibangun UGM. Selain itu, kedua institusi ini juga akan bekerja sama untuk mewujudkan kemudahan akses kesehatan bagi masyarakat pedesaan dengan mendistribusikan smartphone serta mensosialisasikan penggunaan aplikasi kesehatan yang mudah digunakan sebagai salah satu upaya preventif terhadap masalah kesehatan. Selain kerja sama dengan Six Capital, dalam kesempatan ini UGM juga menginisiasi kerja sama dengan Kamar Dagang Australia yang ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding. (gloria/humas ugm/bpn; foto: firsto)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News