BALIPORTALNEWS.COMFilosofi Tri Hita karana yang dianut masyarakat Bali terbukti menjadikan Pulau Bali mejadi  satu pulau kecil yang unik. Filosofi ini telah menjaga hubungan yang harmonis yang terjalin antara manusia dengan  Tuhan, anatara sesama manusia dan antara manusia dengan alam. Dan itulah yang menyebabkan Bali tetap bertahan  menjadi salah destinasi pariwisata terbaik dunia yang diminati wisatawan.

Demikian disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat menjadi keynote speaker di Acara The 1st International Joint Conference on Science and Technology (IJCST) yang dilaksanakan di Ballroom Ayodya Resort Bali, Nusa Dua, Rabu (12/10/2016).

Lebih jauh disampaikan Pastika  meski tidak memiliki sumber daya alam berupa barang tambang dan yang lainnya, namun dengan keunikannya Bali tetap mampu menyedot  jutaan wisatawan untuk datang mengunjunginya.  

“Bali itu kecil, tapi kita itu unik, kita harus bersyukur Bali dianugrahi alam yang indah, masyarakat yang ramah, kreatif dan inovatif serta kultur budaya yang sangat unik, yang kesemuanya tersebut bersatu dalam harmoni Tri Hita Karana,” jelas Pastika yang menurutnya dengan Filosofi Tri Hita Karana lah yang menjadikan Bali mampu untuk menjaga harmonisasi.

Baca Juga :  Sektor Jasa Keuangan Tetap Resilien dan Kontributif dalam Dukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Pastika menjelaskan filosofi Tri Hita Karana tersebut merupakan 3  elemen yang mampu menciptakan kebahagiaan, harmoni dan keseimbangan dalam kehidupan. Ketia elemen tersebut adalah hubungan antara manusia dengan tuhan (Parahyangan), manusia dengan sesama manusia (Pawongan) dan manusia dengan alam dan lingkungannya (Palemahan).

“Ini adalah filosofi di Bali yang mampu mengantarkan masyarakat Bali ke dalam kebahagiaan yang sebenarnya, jadi jangan heran kalau dijalan – jalan kalian akan melihat banyak pohon – pohon besar yang di selimuti kain dan disucikan, itu adalah salah satu cara kita menunjukkan hubungan yang haromis dengan alam sekitar, jadi kalau filosofi tersebut hilang, Bali tidak akan unik lagi,” jelasnya.

Harmonisasi tersebut kemudian menciptakan dan membangun sebuah konsep Cultural Tourism dengan prinsip Green dan Sustainable Tourism yang nantinya diharapkan mampu untuk berkembang dan diadaptasi di masa mendatang.

“Kecil dan unik, namun Bali harus menjadi Bali yang agung, Bali yang Mandara dengan pembangunan pariwisata berdasarkan kultur budaya Bali.” imbuh Pastika.

Baca Juga :  Sinergi dan Kolaborasi Membangun Ekonomi Syariah, Puncak Gebyar Ramadan Keuangan Syariah

Lebih lanjut disampaikan Pastika, ia juga menjelaskan tentang adanya hari spesial di Bali yakni Tahun Baru Saka atau Hari Raya Nyepi.

Dalam Nyepi tersebut masyarakat Bali merayakan tahun baru dengan mengintrospeksi diri dan menghentikan seluruh kegiatan sehari – hari selama 1 hari penuh. Namun hal tersebut bukan hanya sekedar untuk melakukan introspeksi diri namun juga merupakan salah satu upaya pembersihan dan perlindungan terhadap alam dan lingkungan.

“Jadi dapat dikatakan, kita menjaga alam kita ini dengan adat dan budaya kita di Bali, salah satunya dengan Hari Nyepi itu, semua aktivitas benar – benar berhenti dan bahkan bandara pun harus tutup,” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut Gubernur Pastika juga menyampaikan harapannya agar aura – aura positif di Bali mampu memberikan semangat dan motivasi dalam menciptakan sebuah inovasi sebagai output positif yang dapat di jadikan sebagai solusi masalah di masyarakat.

Sementara itu Rektor Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Teguh Sudarto menyatakan bahwa kegitan tersebut terlaksana atas kerjasama 5 universitas yakni Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur, Politeknik Negeri Bali, National Cheng Kung University, Universitas Negeri Surabaya dan Universitas Trunojoyo Madura.

Baca Juga :  ShopeeFood Hadirkan Fitur Pickup dan Diskon Menarik Bagi Pengguna di Bulan Ramadan

Menurutnya konferensi yang dilaksanakan pada tanggal 12 – 13 Oktober 2016 tersebut merupakan kelanjutan dari konferensi sebelumnya yakni Bali International Seminar on Science and Technology (BISSTECH) yang sebelumnya sudah terlaksana 3 kali.

Ditambahkannya, konferensi tersebut akan menghadirkan empat orang pembicara yakni Dr. Sheng Zhang dari University of Twente, Netherlands, Ray Hoemsen dari Red River College, Winipeg Canada, Prof. Yasushi Kiyoki dari Keio University Japan dan Prof Bill Atweh dari Curtin University Australia.

Kedepannya ia mengharapkan konferensi yang diikutinoleh 400 peserta tersebut dapat memberikan manfaat bagi kemjuan pembangunan di Indonesia khususnya di bidang sains dan teknologi.

Dalam acara tersebut, Gubernur Pastika juga berkesempatan untuk membuka secara resmi kegiatan tersebut yang ditandai dengan pemukulan gong.

Selain itu juga dilakukan penyerahan cendera mata  oleh Rektor UPN Veteran Jawa Timur yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan foto bersama. (hms prov bali/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News