BALIPORTALNEWS.COMWagub Ketut Sudikerta menyampaikan keprihatinannya dan bela sungkawa sedalam-dalamnya atas bencana ambruknya Jembatan Kuning sebagai satu-satunya akses yang menghubungkan Nusa Lembongan-Nusa Ceningan, yang menelan 8 orang korban meninggal dunia dan beberapa korban lainnya luka-luka. Hal ini disampaikannya saat meninjau langsung lokasi kejadian untuk merencanakan langkah-langkah selanjutnya yang akan diambil pasca insiden di Desa Lembongan, Klungkung, Senin (17/10/2016).

Sebelum musibah tersebut terjadi, Wagub Sudikerta menyampaikan bahwa Pemprov, Pemkab dan pihak desa telah berupaya memberikan peringatan kepada warga dengan memasang papan peringatan agar tidak lagi memanfaatkan jembatan tersebut karena melihat kondisinya yang sudah rapuh sehingga tidak layak dilewati beban yang berat.

“Kita sudah melihat kondisi sesungguhnya, jembatan sudah sangat kropos, walaupun sudah diberikan peringatan-peringatan oleh pihak desa, Kabupaten Klungkung dan Pemprov, tapi tetap masih digunakan oleh masyarakat setempat  mengingat jembatan ini sebagai akses penghubung satu-satunya antara kedua desa, dan saat kejadian sedang berlangsung kegiatan keagamaan, yang mungkin melebihi beban yang bisa ditampung sehingga berakibat fatal terjadinya musibah ini,” jelas Sudikerta.

Baca Juga :  Indosat Ooredoo Hutchison Mempersembahkan Kampanye ‘Indosat Berkah Ramadan 2024’

Ia menjelaskan rencana pembangunan total secara permanen pun sudah dianggarkan, namun musibah yang datangnya tidak bisa diprediksi dan tidak bisa ditolak akhirnya terjadi sebelum rencana tersebut terealisasi. Tahun 2017, rencana tersebut dipastikan akan terealisasi setelah melihat tahapan-tahapan yang sudah dilewati.

“Tahun depan kita sudah anggarkan dan sebesar 45 miliar untuk membangun jalan permanen yang nantinya bisa diakses kendaraan. Tahapan FS (feasibility study) sudah, DED (detail engineering desain) sudah, anggarannya juga sudah ada di tahun 2017,” cetus Sudikerta.

Baca Juga :  Wujudkan Bali Net Zero Emission Dimulai dengan 100 Persen Energi Terbarukan di Nusa Penida pada 2030

Lebih jauh, untuk penanganan sementara rencana yang akan dilaksanakan berupa shuttle laut yang memanfaatkan perahu milik penduduk setempat dan dengan bantuan dan operasional dari pemerintah.

Hal ini didasari karena sifat perairan laut tersebut yang memiliki arus kuat, sehingga jembatan sementara pun tidak efektif yang ditakutkan terjadi lagi musibah  yang sama. “Prinsipnya kami mendukung akses transportasi yang harus tetap berjalan untuk mengakomodir kepentingan masyarakat, terutama untuk transportasi anak-anak sekolah, itu yang harus kita utamakan,”  pungkas Sudikerta.

Tidak hanya dukungan untuk pembangunan ulang jembatan tersebut, Wagub Sudikerta pada kesempatan itu juga memberikan santunan uang tunai kepada para keluarga korban yang diserahkan secara simbolik kepada Kepala Desa Lembongan Ketut Gede Arjaya.

Dalam peninjauan tersebut turut hadir Wakil Bupati Klungkung I Made Kasta, serta Wagub Sudikerta turut didampingi Inspektur Provinsi Bali, Ketut Teneng, dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali, Nyoman Astawa Riadi.

Baca Juga :  Wujudkan Bali Net Zero Emission Dimulai dengan 100 Persen Energi Terbarukan di Nusa Penida pada 2030

Disisi lain,  Kepala Desa Lembongan, Ketut Gede Arjaya menceritakan pasca insiden musibah tersebut masyarakat setempat kembali memanfaatkan jukung sebagai transportasi penghubung antar kedua desa, Ia pun berharap jembatan bisa segera dibangun mengingat pentingnya fasilitas tersebut guna kegiatan sehari-hari warga, terutama anak-anak sekolah.

Sementara itu, Wakapolres Klungkung, Kompol. I Nengah Sadiarta SIK, yang turut berada dilokasi bersama timnya yang sedang melaksanakan proses lidik menyampaikan saat ini penyebab ambruknya jembatan sedang diselidiki dan belum bisa ditentukan kapan hasilnya bisa keluar. Tapi Ia berjanji proses lidik kelar akhir bulan Oktober ini. (hms prov bali/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News