Baliportalnews.com
Baliportalnews.com

BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – SMAN 1 Denpasar (Smansa) dikenal sebagaisekolah yang menyandang berbagai predikat. Smansa sejak 1980-an dijulukisekolah favorit, sebagai sekolah unggulan di era 1990-an, sekolah dengan Program Percepatan sejak 2002, Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) sejak 2006 yang kini istilah itu telah dihapus. Berlanjut menyandang predikat sebagai sekolah Adiwiyata Mandiri sejak 2013, sekolah berintegritas 2015.

Tak dipungkiri dengan beragam predikat yang disandang, menjadikan setiap moment yang diselenggarakan Smansa sebagai ajang mendidik. Bahkan kegiatan-kegiatan menyambut HUT pun tetap bertajuk edukatif dan promotif.

Smansa yang merayakan puncak HUT ke-56 pada 8 Agustus nanti ini tak tanggung-tanggung menggelar 32 kegiatan yang semuanya bermuatan pengembangan kecerdasan, kreativitas dan tanggung jawab. Kegiatan -kegiatan tersebut meliputi, donor darah, lomba pramuka se-Bali, lomba PMR se-Bali,olimpiade fisika se-Bali, olimpiade biologi se-Bali, olimpiade matematika,olimpiade agama Hindu, lomba karya tulis ilmilah, debat bahasa Inggris, debatbahasa Indonesia, lomba jurnalistik, lomba baca puisi, serta menulis puisi.

Selain itu juga digelar lomba bidang seni tradisional Bali, fun bike, bahkan guru-guru dan pegawai pun menggelar lomba lagu pop, megegitaan dan olahraga. Rangkaian HUT akan ditutup dengan pagelaran GKS (Gempita Karmany Smansa) yang digelar awal Oktober mendatang.

Baca Juga :  Akhiri Masa Jabatan, Konjen Jepang Berpamitan pada Wali Kota Jaya Negara

Ketika ditanya wartawan apakah ini tidak jor-joran? Kepala SMAN 1 Denpasar Drs. I Nyoman Purnajaya, M.Pd., menjelaskan, bahwa SMAN 1 Denpasarmendidik siswa berbasis teori Renzulli tentang  ‘’Three Golden Ring’’ yakni  kecerdasan, kreativitas dan tanggung jawab.

Menurut Purnajaya, individu yang unggul itu adalah individu cerdas (intelektual, sosial, emosional, lingusistik, komputasi, kinestika, estetika, spiritual dst). Kecerdasan yang tidak dibarengi kreativitas tidak akan mampu menciptakan hal baru, tidak mampu memodifikasi, tidak mampu menginovasi. Kemudian kecerdasan dan kreativitas harus dibarengi dan dibentengi dengan tanggung jawab.

‘’Bayangkan orang cerdas dan kreatif tapi tidak bertanggung jawab, ia dapat menghancurkan peradaban manusia seperti yang sering dipertontonkan oleh sejarah. Kecerdasan sebagian besar dapat dikembangkan di kelas, kreativitas harus dikembangkan melalui berbagai kegiatan, sedangkan tanggungjawab harus dikembangkan melalui pemberian berbagai tugas kepada siswa baik di sekolah maupun di rumah. Simak juga teori-teori dari Reinal Kasali di rumah perubahan,’’ ungkap Purnajaya.

Lantas apa hambatan pendidikan di Smansa yang Anda rasakan? Ketika ditanya demikian, Purnajaya menjawab bahwa secara mendasar tidak ada, namun hambatan biasanya timbul dari sikap beberapa dari kita yang kurang arifmenanggapi anak-anak yang punya banyak kegiatan dan mendapat tugas-tugas.

‘’Kita pada umumnya masih berpandangan bahwa sekolah yang terbaik itu adalah sekolah yang mampu membuat murid-muridnya tekun  belajar di kelas saja, bila perlu dari pagi sampai sore. Padahal itu baru mengembangkan satu dari tiga komponen keunggulan saja,’’ katanya.

Ketidak seimbangan ini sebut Purnajaya, adalah cikal-bakal disarmonisasi individualistik. Di samping itu juga resiko biaya kegiatan yang terkadang kita gunjingkan, terutama bagi kita yang kurang paham dan terbius oleh wacana pendidikan gratis. “Biasalah,’’ pungkas Purnajaya singkat.

Baca Juga :  Hadirkan Kapal Megah di Atas Klinik, OMDC Resmikan Kidz Dental di Bali
Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News