Baliportalnews.com
Baliportalnews.com

Berbagai persoalan yang ada memungkinkan untuk diselesaikan secara pendekatan sosial budaya, termasuk dalam mencegah terjadinya terorisme bisa diantisipasi dengan pendekatan sosial budaya.

Maka, penting untuk mensosialisasikan kepada masyarakat tentang ancaman terorisme dan pendekatan budaya dengan tetap pada koridor negara yang berdasarkan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika yang dibingkai dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Kita memiliki Pancasila sebagai dasar dan falsafah bangsa yang telah dipilih dan diformulasikan oleh pendiri bangsa ini, maka Pancasila telah menjadi hal final yang harus dipahami dengan baik dan benar dalam merekatkan bangsa ini,” jelas Danrem.

Sementara itu Ketua FKPT Provinsi Bali I Gusti Agung Ngurah Sudarsana, SH, MH sangat berterima kasih dapat beraudiensi dengan Danrem 163/Wira Satya.

Baca Juga :  Pemkot Denpasar Gelontor Rp3,2 Miliar Sukseskan PKB XLVI, Terjunkan 21 Duta Kesenian

“Kesempatan ini merupakan hal baik untuk saling bertukar informasi di antara dua institusi,” ungkap Agung Sudarsana.

Dijelaskannya, pada dasarnya banyak masyarakat belum paham atau mengetahui tentang keberadaan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme atau FKPT ini.

“Banyak berpikir bahwa FKPT ini seperti institusi untuk menangkapi terorisme seperti Densus 88,” ungkap pejabat asal Desa Keramas, Gianyar ini.

Menurutnya, FKPT merupakan badan Ad Hoc turunan dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme atau BNPT di Pusat yang tugasnya dalam rangka pencegahan tindak terorisme yang lebih mengedepankan langkah-langkah sosialisasi dan memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk tidak berpikir radikal yang nantinya merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca Juga :  Membaur dengan Gen Z, Sekda Dewa Indra Ikuti Gerakan Tanam 1.000 Bibit Mangrove

Harus dipahami bahwa radikalisme merupakan embrio atau benih-benih munculnya terorisme. Danrem juga mengingatkan tentang lone wolf dimana seseorang akan mudah terpapar radikalisme yang berujung pada tindakan terorisme diakibatkan seringnya melihat atau menonton ajakan atau provokasi lewat media sosial atau internet sehingga jika tidak memiliki pemahaman dan analisa yang baik maka banyak yang akhirnya melakukan perbuatan radikal dan teror akibat pemahaman yang salah dan sempit.

Tindakan lone wolf ini dilakukan sendiri dan mandiri mulai dari mempelajari, menentukan target dan mengesekusinya secara sendiri tidak terkait jaringan atau kelompok.

Baca Juga :  Wawali Arya Wibawa Buka Lomba Mancing Air Deras di Aliran Bendungan Tukad Mati, Banjar Umadui

Danrem juga berharap kepada FKPT Provinsi untuk dapat menjalin komunikasi dan koordinasi dengan unsur-unsur TNI AD di wilayah seperti Kodim, Koramil dan Babinsa dimana mereka semua adalah ujung tombak dalam rangka pembinaan teritorial. (dar/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News