Baliportalnews.com
Baliportalnews.com

BALIPORTALNEWS.COM, YOGYAKARTAPenerapan adaptasi kebiasan baru di lingkungan kampus penting dilakukan untk mencegah penyebaran Covid-19 pada sivitasnya. Pakar epidemiologi sekaligus Direktur Pusat Kedokteran Tropis FKKMK UGM, dr. Riris Andono Ahmad, MPH., Ph.D., mengatakan persiapan adaptasi baru di lingkungan kampus menjadi isu penting di tengah pandemi Covid-19. Sebab, dunia pendidikan mengharuskan adanya interaksi antara mahasiswa dan dosen.

“Kalau melihat risiko yang sudah dipetakan oleh BNPB, setiap kampus menjadi salah satu sektor bisnis yang dianggap berisiko tinggi menularkan Covid-19, meskipun secara ekonomi tidak terlalu tinggi risiko dibanding pasar,” tuturnya saat menyampaikan sambutan dalam webinar Persiapan Adaptasi Kebiasaan Baru di Lingkungan Kampus, Kamis (8/10/2020).

Baca Juga :  Jadi Alternatif Lembaga PAUD, Layanan SI PRIMA E-Rapor Tunjukkan Komitmen Jangka Panjang

Belum lama ini diketahui terdapat ratusan mahasiswa positif Covid-19 di sebuah kampus di Jakarta. Hal ini memberikan sebuah bukti jika dunia kampus merupakan area yang bisa menjadi tempat risiko tinggi untuk penularan Covid-19. Tak hanya itu, mahasiswa bisa menjadi populasi antara yang menyebarkan Covid-19 ke masyarakat.

Oleh sebab itu melalui webinar diharapkan Riris bisa memberikan gambaran apa yang telah dilakukan UGM dalam upaya mencegah dan mengendalikan Covid-19 di lingkungan kampus. “Harapannya bisa berbagi pengalaman dan menjadi model atau memberikan gambaran apa yang bisa perguruan tinggi lakukan agar tidak menjadi pusat penularan Covid-19 dan berkontribusi dalam mengendalikannya,” paparnya.

Baca Juga :  Sagung Antari Jaya Negara Buka Pelatihan dan Sosialisasi PMT Bagi Kader Posyandu di Sumerta Kauh

Ketua Satgas Covid-19 UGM, Dr.dr. Rustamadji, M.Kes., menyampaikan bahwa UGM melakukan berbagai penyesuaian dalam melaksanakan pembelajaran di masa adaptasi kebisaan baru di tengah pandemi. Kegiatan pembelajaran hingga saat ini masih dilakukan secara daring. Apabila terpaksa melakukan pembelajaran tatap muka pelaksanaan sesuai dengan protokol kesehatan dan waktu tatap muka disarankan tidak lebih dari 30 menit.

Belajar dari penularan SARS-CoV2, Rustamadji mengatakan jika menjaga jarak menjadi faktor penting. Oleh sebab itu pihaknya melakukan pengaturan ruang kuliah dengan mengurangi populasi hingga 60 persen. Demikan halnya di tempat praktikum, studio dan lainnya tetap menerapkan protokol kesehatan.

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News