Baliportalnews.com
Baliportalnews.com

BALIPORTALNEWS.COM – Mahasiswa program doktor Fakultas Biologi UGM, Hastuti, melakukan penelitian variabilitas genetik dan hubungan kekerabatan pisang liar (Musa spp.) di Pulau Sulawesi.

Dalam penelitian tersebut dia berusaha mengeksplorasi dan mengidentifikasi keragaman pisang liar. Selain itu juga mengungkap varibilitas genetik dan hubungan kekerabatannya berdasarkan karakter morfologis, anatomis, dan molekuler.

Hastuti menjelaskan penelitiannya berawal dari kenyataan bahwa pisang budidaya(Musa x paradisiaca) rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Hal tersebut terjadi akibat pengembangbiakan yang dilakukan secara vegetatif sehingga terjadi erosi genetik. Sementara pisang liar diduga rersiten terhadap hama dan penyakit.

“Taksonomi pisang liar sampai saat ini belum pasti, salah satunya jenis yang ditemukan masih terbatas,” jelasnya dalam Diseminasi Hasil Penelitian Disertasi lulusan Program Doktor Periode I tahun ajaran 2019/2020 di kampus setempat.

Baca Juga :  All New Honda CR-V Catat Kenaikan Penjualan di Bulan Februari 2024, Varian Hybrid Jadi Model Terlaris

Oleh sebab itu dia mulai melakukan penelitian terhadap pisang liar. Hasilnya ditemukan 34 aksesi pisang liar pada 16 titik sampling di Pulau Sulawesi.

Dari hasil identifikasi ke-34 aksesi   terdiri atas empat spesies yaitu M. balbisiana, M. textilisM. borneensis dan M. acuminata. Sementara M. acuminata terdiri dari lima subspesies/varietas yaitu M. acuminata var. zebrinaM. acuminata var. banksiiM. acuminata var. lutraensisM. acuminata var. sigiensis dan M. acuminata ssp. Microcarpa.

Sedangkan hasil analisis hubungan kekerabatan dengan menggunakan pendekatan morfologis menunjukkan ke-34 aksesi terbagi dalam dua klaster utama dengan nilai koefisien 0,642. Klaster pertama terdiri dari spesies M. acuminata bersama subspecies dan verietasnya. Klaster ke dua terdiri atas M. borneensisM. textilis dan M. balbisiana.

“Berdasarkan hasil pengamatan secara anatomis keberadaan trikoma, jumlah lapisan hipodermis dan jumlah lapisan palisade dapat digunakan sebagai karakter pembeda antar spesies,” tuturnya.

Baca Juga :  Denpasar Raih Penghargaan Kota Lengkap dan Layanan Elektronik untuk Pengamanan Barang Milik Daerah dari Kementerian ATR/BPN RI

Selanjutnya dari analisis filogenetik dengan menggunakan ITS menghasilkan pohon yang sama dengan hasil penelitian yang telah banyak dilaporkan sebelumnya yaitu M. acuminata & M. balbisiana bersama dalam satu kelompok taksonomi (klad) dan M. textilis serta M. borneensis berada dalam satu klad. (ika/humas-ugm/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News