Baliportalnews.com
Baliportalnews.com

BALIPORTALNEWS.COM – Kehadiran media sosial yang memungkinkan tiap orang untuk membuat dan menyebarkan berita memang menjadi tantangan tersendiri. Banyak sekali konten edukasi yang bisa kita dapatkan melalui media sosial, tapi tidak sedikit pula berita-berita bohong (hoax) yang bebas beredar di dalamnya.

Peredaran berita hoax yang belakangan ini menjadi fenomena tersendiri tak hanya terjadi di Indonesia saja, melainkan juga terjadi di seluruh dunia. Inilah era keterbukaan yang mau tidak mau harus kita hadapi. Namun, Presiden Joko Widodo meyakini bahwa ke depan masyarakat kita akan semakin cerdas dalam menyikapinya.

“Saya mempunyai keyakinan bahwa ini nantinya justru akan semakin mendewasakan kita, akan mematangkan kita, akan menjadikan kita tahan uji. Jadi tidak perlu banyak keluhan kalau mendengar hal-hal yang ada di media sosial, karena ini fenomena semua negara,” ujarnya dalam puncak peringatan Hari Pers Nasional pada Kamis, 9 Februari 2017, di Kota Ambon, Provinsi Maluku.

Menurutnya media sosial itu sendiri seperti sedang menemukan momentumnya. Banyak kalangan masyarakat yang kini menggandrungi jenis media tersebut. Tak hanya masyarakat biasa, tapi juga kalangan pemerintahan turut menggunakannya. Oleh karena hal itu, terjadi kecenderungan di seluruh dunia di mana media arus utama yang tidak mampu beradaptasi akan mulai berguguran. Presiden Joko Widodo tentunya tidak mengharapkan itu untuk turut terjadi di Indonesia.

Baca Juga :  Produksi Lokal Mobil Listrik NETA Akan Dimulai Bulan Mei 2024 Mendatang

“Saya yakin meskipun digempur media sosial, media arus utama tidak akan hilang. Keduanya akan sama-sama eksis. Media sosial unggul karena kecepatan, karena nilai aktualitas. Sementara media arus utama menonjol karena akurasi dan kedalaman materinya,” ujar Presiden.

Dalam kesempatan itu, Presiden yang hadir bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama berupaya dalam menjernihkan situasi. Ia juga meminta seluruh pihak untuk menghentikan penyebaran berita-berita bohong dan fitnah yang dapat mengakibatkan perpecahan bangsa, utamanya yang beredar melalui media sosial.

Dalam situasi ini, media arus utama seharusnya dapat mengambil peran.”Media arus utama harus mampu meluruskan hal yang bengkok, menjernihkan kekeruhan yang terjadi di media sosial, dan tidak lantas ikut larut dan malah memungut isu-isu yang belum terverifikasi di media sosial sebagai bahan berita,” ucapnya tegas.

Dalam menjalankan tugasnya, Presiden juga menekankan bahwa media arus utama harus tetap menjunjung tinggi etika jurnalistik. Faktualitas, objektivitas, dan disiplin dalam melakukan verifikasi tidak boleh luntur dalam pelaksanaannya.

Baca Juga :  Pj Gubernur Mahendra Jaya Harap Satpol PP Kedepankan Nilai Humanis dan Persuasif

Maka itu, Presiden turut mengapresiasi Dewan Pers dalam usahanya menghasilkan produk jurnalistik yang profesional dan menjadi penegak Pilar Demokrasi. Usaha yang dimaksud bukan lain ialah verifikasi terhadap perusahaan pers sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers.

“Selain menjamin profesionalitas dan perlindungan terhadap wartawan, dengan adanya verifikasi tersebut masyarakat juga bisa tahu media mana yang bisa dijadikan rujukan, yang bisa dipercaya dalam pemberitaan,” tuturnya.

Mengakhiri sambutannya, Presiden berharap agar Hari Pers Nasional ini dapat dijadikan langkah awal dalam meneguhkan komitmen bersama untuk membangun Indonesia yang harmoni.

Sementara itu, Bambang Margiono, Ketua PWI dalam laporan pertanggungjawabannya menyampaikan ironi pers dan jurnalisme saat ini yang menghadapi hegemoni ekonomi dalam perusahaan pers, pe-er besar independensi pers, pelanggaran kode etik, dan sebagian besar pemimpin perusahaan media juga merupakan pimpinan parpol.

Permasalahan tersebut harus dihadapi bersama-sama  dan perlu adanya dukungan pemerintah dan pimpinan media untuk mendukung dan  meningkatkan kualitas jurnalis dan pers.

Selanjutnya Said Assegaf, Gubernur Maluku memberikan sambutan bahwa tema yang diusung dalam HPN 2017 saat ini adalah “Pers dan Rakyat Maluku Bangkit dari Laut” memiliki makna bahwa semangat kebangkitan melalui poros maritin sejalan dengan Nawacita Presiden. Paradigma pembangunan manusia dan ekonomi harus bersumber dari kebangkitan kelautan dan kemaritiman Indonesia.

Baca Juga :  UMKM Bali Kian Berdaya, PLN Hadirkan 13 Mitra Binaan di Inacraft 2024 Jakarta

Pada kesempatan selanjutnya, Yosep Adi Prasetya, Ketua Dewan Pers, mengumumkan saat ini telah ada 77 perusahaan media yang telah mendapatkan verifikasi, dan menganugerahkan penghargaan jurnalisme kepeloporan kepada media dan insan pers yang selama ini telah menunjukkan visi dan misinya, kegigihan, konsistensi, dan kreatifitasnya, yaitu: 1) Budiono Darsono (pelopor media cyber/online jurnalisme), 2) Andi F. Noya (pelopor talkshow inspiratif filantrophy), 3) Ilham Bintang (pelopor jurnalisme infotainment), 4) Karni Ilyas (pelopor talkshow berita), 5) Peter F. Gontha (pelopor berita televisi), 6) Harian Kompas (Humanisme Kebangsaan), 7) Femina (pelopor majalah wanita), 8) Tempo (pelopor jurnalisme investigasi), dan 9) Radio Suara Surabaya (pelopor jurnalisme warga).

Pada kesempatan tersebut, juga  telah ditandatangai MoU antara Ketua Dewan Pers dengan Panglima TNI dan Kapolri mengenai perlindungan terhadap wartawan atas penanganan dugaan berita tidak benar. (humasbali/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News