Baliportalnews.com
Baliportalnews.com

BALIPORTALNEWS.COM – Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Tri Hanggono Achmad memberikan penghargaan Mochtar Kusumaatmadja Award kepada akademisi dan diplomat asal Singapura Prof. Tommy Koh. Sosok Prof. Tommy dinilai memiliki karir dan dedikasi yang sama dengan Prof. Mochtar Kusumaatmadja di bidang hukum internasional.

Pemberian penghargaan tersebut dilakukan di Gedung Merdeka, Bandung, Sabtu (14/10/2017). Dalam acara tersebut hadir Prof. Mochtar Kusumaatmadja beserta keluarga, Wakil Menteri Luar Negeri RI Abdurachman M. Fachir, Rektor ke-7, 9, dan 10 Unpad, pimpinan universitas dan fakultas, tim juri penilai, serta para tamu undangan.

Prof. Tommy Koh merupakan akademisi dari National University of Singapore (NUS) Pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Hukum NUS, Prof. Tommy juga berprofesi sebagai pengacara, diplomat di berbagai negara, serta menjadi menjadi representasi Singapura di Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Salah satu karir politik Prof. Tommy yang sangat berjasa bagi Indonesia adalah tatkala ia menjabat sebagai Presiden Konvensi Hukum Laut PBB ke-III pada 1980-1982. Dalam konvensi tersebut, Prof. Mochtar Kusumaatmadja berhasil mendapat pengakuan dunia atas konsep Wawasan Nusantara, yaitu pengakuan Indonesia sebagai negara kepulauan di tingkat dunia. Pengakuan ini merupakan buah dari perjuangan Prof. Mochtar selama 25 tahun.

Baca Juga :  2.559 Konsumen Setia Honda Mudik Bersama ke Kampung Halaman

Ketua tim juri penilaian Anugerah Mochtar Kusumaatmadja Award Prof. Dr. Etty R. Agoes, LLM, mengatakan, Prof. Tommy dinilai berhasil menjalankan tugasnya sebagai presiden konvensi. Selama ini, penyelenggaraan konvensi selalu mengalami jalan buntu.

Ditunjuknya Prof. Tommy sebagai presiden konvensi salah satunya merupakan usulan dari Prof. Mochtar. Selama ini presiden konvensi selalu dijabat dari negara-negara maju saat itu. Hal ini menjadi salah satu sebab mengapa konsep wawasan nusantara hasil implementasi Deklarasi Djuanda 1957 yang dibawa Prof. Mochtar selalu gagal mendapat pengakuan.

Lebih lanjut Prof. Etty mengatakan, atas dasar hubungan yang erat dengan Prof. Mochtar, ditambah dengan karir dan prestasi Prof. Tommy di bidang hukum internasional, menjadikan Prof. Tommy layak sebagai penerima penghargaan Mochtar Kusumaatmadja Award.

Di sisi lain, Prof. Tommy juga aktif mengenalkan seni dan budaya Indonesia di Singapura. Selain bergelut sebagai akademisi dan praktisi hukum internasional, Prof. Tommy juga memiliki ketertarikan terhadap seni dan warisan budaya. Ia juga yang menjadi salah satu pendiri Majelis Kebudayaan Kebangsaan Singapura (National Arts Council) dan menjadi ketua dari berbagai lembaga kebudayaan dan museum nasional.

Rekam Jejak Prof. Mochtar

Anugerah Mochtar Kusumaatmadja ini merupakan wujud apresiasi atas dedikasi Prof. Mochtar dalam bidang hukum internasional di tingkat nasional maupun internasional. Konsep wawasan nusantara hasil pemikiran Prof. Mochtar hingga saat ini menjadi pedoman kuat Indonesia untuk menunjukkan eksistensinya di tingkat dunia.

Dalam sambutannya, Rektor mengatakan, Prof. Mochtar merupakan diplomat yang menaruh perhatian besar terhadap batas kedaulatan Indonesia. Berangkat dari Deklarasi Djuanda, sebuah gagasan batas teritorial laut Indonesia oleh Perdana Menteri Djuanda Kartawidjaja pada 1957, Prof. Mochtar membawa gagasan ini ke tingkat internasional.

Baca Juga :  Aplikasi Media Tiga Dimensi Organ Pencernaan Muncul dari Kolaborasi Mahasiswa dan SMP Sapta Andika Denpasar

Di bidang keilmuan, Prof. Mochtar yang saat ini berusia 88 tahun merupakan pakar hukum laut dan internasional. Ia juga pernah menjabat sebagai diplomat dan kerap menjadi negosiator dalam beberapa peristiwa. Dalam karier keahliannya, ia sering mewakili Indonesia pada beberapa konferensi internasional di PBB.

Prof. Mochtar pernah menjabat sebagai Dekan di Fakultas Hukum Unpad, dan menjadi Rektor Unpad pada 1973. Setahun menjadi Rektor, Prof. Mochtar kemudian diangkat sebagai Menteri Kehakiman Kabinet Pembangunan II pada 1974-1978, dan Menteri Luar Negeri Kabinet Pembangunan III dan IV pada 1978-1988. (humas-unpad/bpn)


Pantau terus baliportalnews.com di :

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News