Baliportalnews.com
Baliportalnews.com

BALIPORTALNEWS.COM, JEMBRANA – Pemerintah Provinsi Bali telah bekerja keras melalui berbagai program pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat. Dalam bidang kesehatan telah dibangun RSUD Bali Mandara (RSBM), RS Mata Bali Mandara, dan Puskemas Tingkat I, serta pelayanan JKBM yang telah terintegrasi dengan JKN. Namun masih banyak persoalan yang dihadapi, ada fenomena gunung es yang harus segera ditangani yaitu tingginya kasus HIV/AIDS. Hal ini dikatakan Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta saat Penilaian Lomba KSPAN Tingkat Provinsi Bali Tahun 2017 di SMA Negeri 1 Pekutatan, Selasa (17/10/2017).

“Masih banyak persoalan kesehatan yang kita hadapi di Bali. Langkah peningkatan pelayanan dan infrastruktur sudah dilakukan, tetapi belum menjangkau, belum mencukupi. Ada fenomena gunung es penyakit yang mematikan, yaitu HIV/AIDS,” kata Sudikerta.

Baca Juga :  Lewat Ekstrakurikuler, SMPN 7 Singaraja Ajak Siswa Cintai Lingkungan Hidup

Pada tahun 2008, penderita HIV/AIDS mencapai delapan ribu orang, sampai bulan Juni 2017 jumlahnya meningkat mencapai 17.280 orang. Pemerintah melakukan langkah-langkah awal dengan membentuk kelembagaannya, mulai dari tingkat pusat Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) sampai Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba (KSPAN) di tingkat sekolah-sekolah. Kelembagaan ini diharapkan mampu memberikan edukasi dengan melakukan penyuluhan atau sosialisasi, pembinaan dan pendidikan tentang bahaya HIV/AIDS dan narkoba, mulai dari keluarga sendiri dan masyarakat.

Sudikerta menjelaskan, beberapa faktor tingginya penyebaran HIV/AIDS di Bali dikarenakan banyak masyarakat yang gonti-ganti pasangan, berhubungan seks bebas dan peredaran narkoba. Resiko tertinggi dialami oleh heteroseksual dan homoseksual.

Baca Juga :  Puluhan SD Belum Miliki Kepala Sekolah Definitif, Kadisdikpora Karangasem: Maret Kita Tuntaskan

“Saya mengajak masyarakat semua mari kita jaga kesehatan kita hindari diri dari penyakit HIV/AIDS dengan tidak berhubungan seks bebas, tidak mengkonsumsi zat adiktif, tidak menggunakan satu jarum suntik bergantian,” kata Sudikerta.

Lebih jauh Sudikerta menekankan adanya penegakan hukum yang juga perlu dilaksanakan, bekerjasama dengan aparat penegak hukum. Hal ini selaras dengan apa yang telah dilakukan Wakil Bupati Jembrana, Kembang Hartawan yang juga hadir pada kesempatan tersebut. Pihaknya melaporkan telah melaksanakan penertiban kawasan ‘remang-remang’ yang ada di wilayah Kabupaten Jembrana. Penertiban yang telah dilakukan diharapkan mampu menekan kasus HIV/AIDS.

Menurut Hartawan, ada upaya-upaya menghancurkan generasi muda kita, dengan menjadikan bangsa ini lemah, dengan banyaknya peredaran narkoba, seks bebas, dan banjir dengan produk-produk luar yang menjadikan kita bangsa konsumen. Sehingga kuncinya ada pada keluarga sendiri, dengan perhatian, pembinaan dan komunikasi dalam keluarga yang baik dan konsisten.

Sudikerta juga menyarankan adanya penguatan secara hukum dengan revisi peraturan agar dicantumkan sanksi yang berat baik bagi yang pengelola tempat, pengelola usaha, dan pelakunya. Pada acara penilaian KSPAN Anantha Bhatkti SMAN 1 Pekutatan tersebut juga dilakukan penyerahan profil diiringi prosesi tarian Rwa Bineda serta penampilan Seni Jegog Anantha Swara. (r/bpn)


Pantau terus baliportalnews.com di :

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News