Baliportalnews.com
Baliportalnews.com

BALIPORTALNEWS.COM – Indonesia merupakan negara dengan kekayaan hayati terbesar kedua di dunia setelah Brazil, termasuk dari jenis herpertofauna. Kondisi ini membuka peluang besar bagi para peneliti Indonesia untuk melakukan penelitian herpertofauna.

Pakar Herpetofauna Dunia Prof. Dr. Alexander Haas saat memberikan kuliah umun di Fakultas Biologi UGM pada 15 Agustus 2017 berbagai pengalaman meneliti amfibi khususnya berudu katak di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan (Sunda Region). Peneliti  pada Center for Natural History, University of Hamburg, Jerman ini menyampaikan penelitian berjudul Approaches to The Biodiversity and Morphology of The Frogs in The Sunda Region.

Baca Juga :  Subsidi Listrik Ke PLN Rp75,83 Triliun, Wujud Negara Hadir Sediakan Akses Listrik Terjangkau Bagi Masyarakat Miskin

Lebih dari 25 tahun, Alex fokus meneliti berudu katak di Sumatera,Kalimantan, dan Jawa. Di Sumatera, Alex banyak meneliti tentang evolusi kelompok berudu Gastromyzophorus.

Pada kesempatan tersebut Alex turut memaparan tentang pentingnya mempelajari keanekaragaman amfibi berbasis morfologi. Menurutnya penelitian dapat dilakukan pada individu dewasa maupun larva yaitu berudu. Berbagai teknik penelitian yang dapat digunakan antara lain Micro-Computer Tomographie (µCT), Histology, Episcopic microtomy, 3D-visualizations, Finite Element Analyse (FEA), Multibody dynamics (MBD) dan Phylogenetic systematics.

Sebelumnya Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi Setiadi Daryono,M.Agr.Sc., saat membuka acara kuliah umum menyampaikan kehadiran Prof. Alexander diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa terutama terkait teknik dan kemajuan penelitian amfibi di dunia saat ini.

“Kehadiran Prof. Alexander memberikan kesempatan bagi kita untuk belajar dan lebih mengenal amfibi dari perspektif morfologi dan molekular menggunakan metode yang terkini,” jelasnya.

Baca Juga :  Oona Insurance Luncurkan Platform MyOONA.id dan Asuransi Mobil Mudik untuk Mudik Lebaran

Dalam kesempatan itu, Budi juga mendorong para mahasiswa untuk meneliti herpetofauna. Terlebih Indonesia memiliki kekayaan genetik yang besar di bidang herpetofauna.

“Kita harapkan mahasiswa giat meneliti karena saat ini banyak penawaran beasiswa dalam berbagi skema dan pendanaan baik dari dalam maupun luar negeri,” pungkasnya. (ika/humas-ugm/bpn)


Pantau terus baliportalnews.com di :

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News