Baliportalnews.com
Baliportalnews.com

BALIPORTALNEWS.COM – Bekatul merupakan limbah penggilingan padi yang keberadaannya sangat melimpah di Indonesia. Hanya saja, selama ini pemanfaatannya belum dilakukan secara optimal. Padahal, bekatul memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh, salah satunya menurunkan kadar kolesterol.

Dalam penelitian yang dilakukan sejumlah mahasiswa Prodi Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM, diketahui bahwa bekatul mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Mereka melakukan inovasi pengolahan bekatul menjadi ekstrak bekatul terfermentasi yang disebut “BEAR-CHOL”.

“Pemanfaatan bekatul  masih terbatas hanya dijadikan pakan ternak dan tak jarang dibuang begitu saja. Padahal, bekatul kaya akan serat pangan dan berbagai mikrokomponen yang dapat menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh,” ungkap Bira Arumndari Nurahma, Selasa (8/8/2017) di FK UGM.

Oleh sebab itu, Bira bersama dengan ketiga rekannya, yaitu Mega Febia Suryajayanti, Anggi Laksmita Dewi dan Zunamilla Khairia meneliti lebih lanjut potensi bekatul terferementasi sebagai anti-hiperkolesterolemia. Selain itu, juga berupaya menghasilkan produk sampingan pengolahan beras bagi  kesehatan.

Baca Juga :  Sektor Jasa Keuangan Tetap Resilien dan Kontributif dalam Dukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Bira menyampaikan kadar kolesterol yang tinggi dalam tubuh dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular yang serius. Oleh karena itu, pemanfaatan bekatul diharapkan dapat berkontribusi dalam penurunan jumlah kematian akibat penyakit kardiovaskular.

Dari pengolahan bekatul dalam “BEAR-CHOL” memiliki khasiat yang lebih maksimal karena telah melalui proses fermentasi. Ekstrak “BEAR-CHOL” kemudian diujicobakan pada tikus model hiperkolesterolemia untuk melihat profil lipid dan kadar Short Chain Fatty Acid (SCFA) sekum.

“Hasilnya BEAR-CHOL mampu memperbaiki profil lipid tikus yang diinduksi hiperkolesterolemia,” jelasnya.

Pemberian ekstrak bekatul terfermentasi dosis 2205 mg/kgBB pada tikus mampu mencegah kenaikan kadar LDL. Selain itu, juga dapat menurunkan kadar HDL pada kondisi hiperkolesterolemia mendekati kondisi sehat.

“Untuk selanjutnya kami masih melakukan analisis terhadap kadar SCFA sekum pada tikus hiperkolesterolemia yang diberi ekstrak BEAR-CHOL,” tuturnya. (ika/humas-ugm/bpn)


Pantau terus baliportalnews.com di :

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News