Baliportalnews.com
Baliportalnews.com

BALIPORTALNEWS.COM – Rapat Pertanian Subak Sakeh yang dihadiri Ketua BP3K Nyoman Sumadana membahas beberapa hal. Rapat berlangsung di Pura Subak Jurang Ampo, Desa Sudimara, Tabanan, Senin (1/5/2017).

Rapat tersebut juga dihadiri Danramil 1619-01/Tabanan Kapten Inf. Yudha, Babinsa Desa Sudimara Pelda Wayan Sunitiasa, Kepala  UPTD Kecamatan Tabanan Nyoman Sunata, Nyoman Jarta dari Distan Tabanan, serta seluruh pekaseh dan anggota subak sekitar 200 orang.

Rapat membahas beberapa hal. Di antaranya tentang pola tanam kedelai, sistim tanam, dan permasalahan hama. Terungkap pula bahwa di Subak Sakeh mendapatkan subsidi pemerintah terhadap 138 hektar, dengan harga bibit unggul cigelis Rp 2.500 per kg, yang seharusnya harga bibit tersebut Rp 10.000 sampai dengan Rp 12.000. Ada pula sumbangan bibit atau benih gratis untuk luas lahhan 20 hektar di luar 138 hektar di subak tersebut, dengan syarat sistem tanam menggunakan jajar legowo.

Dari luas lahan 158 hektar tersebut, juga mendapat subsidi pupuk anorganik. Antara lain pupuk NPK dan pupuk Urea. Bila dirinci, harga pupuk NPK kisaran Rp 380.000 per zak. Petani hanya membeli Rp 115.000, dan pupuk urea Rp 260.000. Petani cukup membeli 90.000.

Baca Juga :  Bersama Bupati Tabanan, Rai Wahyuni Sanjaya Resmikan Pojok IKM Dekranasda Tanah Lot

“Pada acara tersebut juga disampaiakan masalah penanaman kedelai program pemerintah pusat, yang juga disubsidi untuk para petani yang sawahnya sudah diprogram pemerintah untuk tanam kedelai. Sebab, di Subak Sakeh juga ada yang terkena program tanam kedelai.

Sementara dari pihak TNI yang ada di wilayah juga ikut memantau dan mengawasi masalah bibit dan pupuk bersubsidi. Kapten Yudha berharap tidak ada penyelewengan dalam penggunaan pupuk maupun bibit yang sudah disubsidi pemerintah.

Selain itu juga diharapkan kepada para perani yang tanam padi mau ikut asuransi, bila memang padinya tidak membuahkan hasil atau fuso, maka petani akan mendapatkan asuransi Rp 6. juta.

Namun, yang dibayarkan per hektar petani Rp 180.000. Dari Rp 180.000 disubsidi lagi oleh pemerintah sebesar 80 %, Petani hanya bayar Rp 36.000 per hektar. (ita/bpn)


Pantau terus baliportalnews.com di :

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News