BALIPORTALNEWS.COM – Melakukan serangkaian project penelitian tidaklah mudah. Namun, siswa SMAN 3 Denpasar (Trisma) telah berhasil melakukannya. Mereka pun kini telah berhasil meraih “kesempatan” untuk mebanggakan Indonesia di mata dunia, lewat temuan-temuannya. Hanya saja mereka cemas dan gundah, terancam tak dapat membanggakan Indonesia karena dana!
Anak-anak Trisma yang tergabung dalam ekstrakurikuler Madyapadma Journalistic Park– SMAN 3 ini memerlukan dana Rp 209.021.500. Dana itu untuk membiayai lima tim.
Kelima tim itu terdiri dari satu tim yang berkompetisi di ajang I-SWEEEP 2017 di Houston, Texas, USAatas nama Apta Prana Mas Erlangga dan Made Fajar Gautama (Judul penelitiannya: SmartScale).
Apta dan Fajar akan berlaga mewakili Indonesia dalam ajang I-SWEEEP 2017 di Houston, Texas, USA, lewat temuan “Smart Scale”, yaitu timbangan ‘pintar’ yang dapat mengidentifikasi status gizi seseorang, sekaligus otomatis mengirim data gizi dan anjuran asupan gizi melalui pesan singkat.
Satu tim berlaga di ajang APCYS (Asia Pasific Conference of Young Scientist) 2017 diPokhara, Nepal atas nama Ni Kadek Adnya Kusuma Sari (Biolarvasida Nyamuk Dari Daun Kamboja).
Adapun Tim Siti Nurmalasari dan I Gusti Ngurah Kusadhara Prema Dyotavaro yang berlaga di ajang ASPC 2017 di Bangkok, Thailand (Ampas tahu sebagai subtitusi Styrofoam). Dua tim lagi berlaga I-RYSCE 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Kedua tim itu masing-masing Vira Niyatasya Shiva Duarsa dan I Nyoman Surya Merta Yasa (Pemetaan Polusi Cahaya di KotaDenpasar Menggunakan Kamera DSLR) dan tim Ni Luh Putu Hardy Lestari (16), Ni Nyoman Maylina Triastuti (16) dan Cok Istri Putri Krisna Widnyani (16) (Loloh Cemcem sebagai obatantiinsomia).
Kelompok Cok Istri Putri bahkan sempat menyatakan mengundukan diri karena orangtuanya tak sanggup membiayai pemberangkatan. “Bukan aku gak mau berjuang, tapi aku gakenak sama orang tuaku. Di keluargaku lagi kesulitan biaya, jadi gak bisa bantu,” isak Cok IstriPutri Krisna Widnyani (16), dengan nada tersengal-sengal, beberapa waktu lalu.
Tak salah kalau kemudian di hanya empat tim yang muncul di website: kitabisa.com/bantuilmuantrisma (media penggalangan dana bersama). Namun teman-teman anggota keempat tim lainnya terusmembujuk. Akhirnya, tim Cok Istri Putri bersedia kembali berlomba.
Itupun dengan proses panjang dengan kondisi hanya Hardy Lestari dan Maylina yang berangkat. Adapun Cok IstriPutri benar-benar tidak dapat berangkat. “Aku berusaha mengerti keputusan Cok Ti tidak dapat berangkat karena kendala dana. Padahal pingin berangkat bertiga,” ungkap Hardy yang harus menguras habis tabungannya sebesar lima juta rupiah untuk modal awal berangkat.
Tabungan hasil lomba-lomba selama ini. Itupun masih kurang. Hardy dan orang tuanya akan mencoba mencari donasi dari keluarga dan teman-teman orang tuanya. Kesulitan dana untuk berlaga ke luar negeri ini terjadi sejak tahun 2017. Sejak status SMA/SMK menjadi kewenangan provinsi dan ada kebijakan pemangkasan besar-besaran danavpartisipasi masyarakat dari dana SPP yang biasanya dibayar siswa setiap bulan.
Dulu sebelum ada kebijakan tersebut untuk membiayai siswa berlomba diambil dari dana SPP. “Dengan kondisi sekarang sekolah sulit mendanai kegiatan lomba ke luar negeri. Ada dana tetapi terbatas. Tidak cukup untuk biaya anak-anak berangkat,” tutur Waka Humas SMAN 3 Denpasar I Gede Putu Subrata pada satu kesempatan.
“Ya, mau gak mau, kita harus berusaha cari dana. Bikin kampanye, nyari-nyari donaturvatau sponsor juga,” jelas Vira Niyatasya Shiva Duarsa.
Dirinya mengungkapkan, ia dan teman-temannya akan berusaha keras untuk mendapatkan dana. Terutama untuk tim ke Amerika Serikat (Apta dan Fajar -red), yang harus segera mendapatkan dana untuk berangkat pada awal Mei nanti.
“Kami sadar bahwa kelompok kami yang paling mepet, dan dananya paling banyak. Tapi,masak iya kita mundur sekarang,” ucap Apta Prana.
Momen ini menurut Apta Prana bukan hanya diperjuangkan untuk kebanggaan diri sendiri dan orang-orang terdekat semata. Tetapi lebih dari pada itu. Untuk mewujudkan mimpi untuk banggakan Indonesia tercinta. “Kami tidak ingin hanya terjungkal karena dana. Nama Indonesia jauh lebih berharga daripada itu,” tutupnya. (r/bpn)
Pantau terus baliportalnews.com di :
- Like Fanpage Facebook : Bali Portal News
- Follow Twitter : @baliportalnews
- Follow Instagram : @baliportalnews
- Line : @uqi9127r (Pakai @)