Baliportalnews.com
Baliportalnews.com

BALIPORTALNEWS.COM – Sebanyak 124 warga Badung yang berasal Kelurahan Kapal, Mengwi, Badung dilarikan ke Rumah Sakit dan Puskesmas terdekat lantaran diduga mengalami keracunan makanan.

Keracunan krama Badung ini terjadi setelah mengkonsumsi nasi bungkus usai melaksanakan upacara penyucian atau melasti di Pantai Batu Bolong, Desa Canggu, Kuta Utara, Sabtu (25/3/2017).

Menurut data yang berhasil diperoleh, dari pukul 14.30 Wita hingga pukul 18.30 Wita jumlah total warga yang diduga keracunan dan harus mendapatkan penanganan medis baik itu di rumah sakit maupun Puskesmas sebanyak 124 orang dengan rentan usia dari 10-75 tahun.

Dengan rincian, yang mendapatkan penanganan di RSUD Mangusada Badung berjumlah 62 orang, Puskesmas Mengwi I berjumlah 4 orang, Puskesmas Mengwi II ada 3 orang, dan yang dirawat jalan berjumlah 55 orang.

Namun, dari total yang dirawat di RSUD Mangusada Badung, ada 1 orang warga yang saat ini harus menjalani opname. Hal itu dikarenakan kondisinya yang masih belum stabil.

Keseluruhan warga yang mendapat perawatan bai itu Rumah Sakit maupun Puskesmas berasal dari tiga banjar yang ada di Kelurahan Kapal, diantaranya Banjar Tambak Sari ada 54 orang, Banjar Muncan 14 orang dan Banjar Gegadon 1 orang.

Menurut keterangan ayah salah satu korban, Putu Agus Widya Wiguna (11) yang juga mengikuti upacara melasti, Rai Juliana (37) menuturkan, bahwa ratusan warga mulai melaksanakan upacara sekitar pukul 07.00 Wita. Mereka bergerak dari banjarnya masing-masing menuju ke Pantai Batu Bolong. Sesampainya di pantai sekitar pukul 11.00 Wita, warga ini mendapat bagian nasi bungkus yang sebelumnya sudah dipersiapkan oleh banjar masing masing.

“Sampai di segara (pantai) jam 11.00 Wita, kami dapat nasi bungkus yang sudah disiapkan dari banjar. Kemudian kami bersama-sama makan nasi bungkus itu,” kata Rai saat dijumpai di RSUD Mangusada Badung.

Setelah makan nasi bungkus tersebut, kata dia, sekitar pukul 12.00 Wita, anaknya mulai merasakan gejala-gejala seperti merasakan mual, muntah, hingga pusing. Namun, saat merasakan mual pihaknya tidak segera melarikannya ke rumah sakit atau puskesmas, karena keadaannya masih bisa ditahan.

“Setelah makan nasi itu dah kemudian merasa mual, muntah, hingga pusing. Tapi tidak langsung dibawa kesini (rumah sakit) karena masih bisa nahan,” tutur pria yang berasal dari Banjar Tambak Sari, Kelurahan Kapal, Badung ini.

Dia melanjutkan, namun berselang beberapa jam sekitar pukul 16.00 Wita anaknya sudah merasa tidak tahan dengan gejala tersebut. Sehingga, langsung dilarikan ke Rumah Sakit.

Bendesa Adat Kapal, Ketut Sudarsana juga mengatakan hal senada dengan penuturan salah satu korban. Bahwa memang benar melaksanakan upacara melasti ke segara (pantai) pada pagi hari dan kemudian mengkonsumsi nasi bungkus. Dia pun menjelaskan, bahwa proses pembuatan makanan nasi bungkus tersebut dibuat di Pura Dalem Selonding di Banjar Tambak Sari oleh kelompok yang memang bertugas memasak.

Baca Juga :  Sekda Adi Arnawa Buka Lomba Mancing Yowana Griya Dalem Sibanggede

Kapolsek Mengwi, Kompol I Nengah Patrem yang mengetahui informasi kejadian tersebut langsung turun meninjau ke RSUD Mangusada Badung. Pihaknya mengatakan, dari pihak kepolisian sudah melakukan penanganan seperti mengamankan 1 nasi bungkus dan muntahan dari salah satu pasien yang kemudian diserahkan ke pihak Dinas Kesehatan Badung.

“Langkah dari kami tentunya mengamankan nasi bungkus dan muntahan dari salah satu pasien untuk selanjutnya akan ditindaklanjuti dari pihak Dinas Kesehatan. Selanjutnya akan menunggu hasil uji labnya,” kata Kompol Patrem.

Kepala Seksi Humas RSUD Mangusada, dr. Ketut Japa menuturkan bahwa olahan makanan pada nasi bungkus tersebut dibuat oleh kelompok yang memang bertugas memasak di banjar tersebut, bukan membeli di luar. Kemudian, muncul dugaan mengalami keracunan ini kemungkinan berasal dari jeda waktu dari proses pembuatan makanan yang lama dengan proses memakannya.

“Mungkin karena waktu pembuatan dengan waktu memakannya terlalu lama, sehingga makanan yang sudah terbungkus itu kemungkinan basi. Nah, kemungkinan karena masyarakat sudah sangat lapar, dan kondisi tubuhnya setelah berjalan jauh menjadi lahap memakannya,” jelas dr. Japa.

Baca Juga :  The Apurva Kempinski Bali dan Samsara Living Museum Hadirkan Pameran Lontar Kitab Sutasoma

“Secara umum kondisi semua pasien sudah mulai membaik bahkan sudah ada yang diperbolehkan pulang ke rumah,” tandasnya.

Sementara itu, Kasi Surveilans dan Imunisasi Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Badung, I Gusti Agung Alit Naya mengatakan sampel makanan yang akan digunakan sebagai uji laboratorium sudah berada di Kantor Dinas Kesehatan Badung. pihak Diskes telah mengambil sampel makanan nasi bungkus dan sekitar tiga muntahan pasien untuk diteliti bersama BPOM.

“Untuk sementara sample makanan sudah kami amankan. Selanjutnya kami akan teliti terlebih dahulu dengan menggandeng pihak BPOM. Namun hasilnya belum berani kita pastikan, dengan hasil tersebut baru kita akan mengetahui sejumlah warga ini memang benar keracunan atau tidak,” jelas Alit Naya.

Bupati Badung, Nyoman Giri Prasta yang mengetahui informasi tersebut juga langsung datang ke RSUD Mangusada untuk mengujungi pasien yang diduga keracunan tersebut. Bupati pun mewanti-wanti kepada seluruh krama Badung agar kedepannya bagaimana kita memilih bahan makanan yang sehat dan masuk dalam kategori higienis.

“Jangan sampai akibat keteledoran pengolahan makanan, bisa mengakibatkan fatal bagi masyarakat,” tandas Giri Prasta. (guz/humas-polbdg/bpn)


Pantau terus baliportalnews.com di :

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News