Baliportalnews.com
Baliportalnews.com

BALIPORTALNEWS.COM – Akibat cuaca buruk dan gelombang laut tinggi telah menyebabkan 1 (satu) buah Kapal KM. Mutiara Sentosa I dengan rute Balikpapan menuju Surabaya terombang-ambing kehabisan bahan bakar di perairan sekitar Kepulauan Madura, Jawa Timur (3/2/2017) sejak pukul 01.00 WIB.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Ir. A. Tonny Budiono, MM membenarkan terjadinya peristiwa tersebut. ” Benar telah terjadi KM. Mutiara Sentosa I terombang ambing pada posisi 06.46.39 LS, 112.54.31 BT. Adapun seluruh penumpang dan ABK dipastikan selamat,” ungkap Tonny.

Pada pukul 14.00 WIB Kapal MT. Arfa Ocean dari Pelabuhan Tanjung Perak telah berangkat dan membawa persediaan 40 Ton Bahan Bakar dan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut juga telah mengerahkan Kapal Patroli KPLP milik Syahbandar Tanjung Perak untuk membantu evakuasi.

“Kapal Patroli KPLP dan MT. Arfa Ocean juga membawa perbekalan makanan dan minuman untuk para penumpang kapal KM. Mutiara Ocean mengingat KM. Mutiara Ocean telah kehabisan makanan akibat selama kurang lebih 18 jam terombang ambing di laut,” ujar Tonny.

Baca Juga :  Raih Podium Tertinggi, Pebalap Astra Honda Lanjutkan Kejayaan di Asia Talent Cup Qatar

Selain itu, menurut Tonny Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak juga menyiapkan tenaga medis dan ambulan yang berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan karena menurut laporan  dari Nakhoda Kapal bahwa para penumpang kapal mengalami lemas akibat kehabisan makanan dan minuman serta ada 8 orang penumpang dewasa dan 2 orang penumpang anak-anak yang sedang sakit.

Kapal KM Mutiara Santosa I milik PT. Atosim Lampung Pelayaran membawa kurang lebih 180 orang penumpang direncanakan akan berlabuh di Dermaga Jamrud Utara Pelabuhan Tanjung Perak.

“Menurut informasi yang kami dapatkan Kapal Tug Boat (TB) Kresna 315 dan Kapal TB. Restu telah menuju lokasi juga membawa perbekalan dan rencananya akan menarik KM. Mutiara Sentosa I masuk ke Pelabuhan Tanjung Perak yang diperkirakan akan tiba pada (4/2/2017) pukul 01.00 WIB ,” kata Tonny.

Peristiwa ini tentu menjadi catatan bagi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut akan kelalaian dari Nakhoda dan Operator Kapal akibat tidak melaporkan kejadian ini ke Otoritas Pelabuhan setempat pada kesempatan pertama. “Peristiwa ini merupakan kejadian yang serius terhadap upaya kami dalam penegakan keselamatan pelayaran. Saya perintahkan kepada jajaran saya agar mencari tahu mengapa hal ini bisa terjadi dan tentunya tidak ada tolerasi bagi kami terhadap penegakan keselamatan pelayaran. Tentunya  akan dilakukan investigasi, kalau ada pelanggaran tentu akan diberikan sanksi kepada Nakhoda dan operator kapal,” tutup Tonny. (humasdephub/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News