BALIPORTALNEWS.COMDepartemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan (DeTAP) Fakultas Teknik UGM menyelenggarakan pelatihan simulasi tanggap bencana kebakaran. Kegiatan dilaksanakan Selasa (29/11/2016) di halaman parkir kampus setempat.

Ketua panitia kegiatan, Gilang Dwi Alrido menyampaikan kegiatan yang diselenggarakan oleh Komunitas Mahasiswa Tenik Arsitektur (KMTA) UGM ini ditujukan untuk membekali mahasiswa dan seluruh civitas akademika Departemen Arsitektur dan Perencanaan terkait upaya penanganan bencana kebakaran. Melalui kegiatan ini diharapkan kesadaran dan pengetahuan penanggulangan bencana kebakaran dapat semakin meningkat.

Kegiatan ini diikuti puluhan mahaiswa, dosen, dan karyawan di lingkungan Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan UGM. Menghadirkan petugas Badan Organisasi Komunitas (Bokomi) 192 Kampung BAdran Yogyakarta dan Pusat Keamanan, Keselamatan, kesehatan Kerja dan Lingkungan Kampus (PK4L) UGM sebagai trainer.

“Dalam simulasi ini peserta dilatih menanggulangi kebakaran dengan menggunakan beberapa alat pemadam kebakaran,” jelasnya.

Baca Juga :  Jadi Skutik Paling Pas dan Populer, New Honda Vario Tapil Makin Gaya

Para peserta simulasi dilatih menangani kebakaran ringan dengan menggunakan alat pemadam kebakaran tradisional dan alat pemadam kebakaran modern. Beberapa diantaranya seperti menggunakan karung goni basah dan alat pemadam api ringan (APAR). Selain itu juga dilakukan game balap air untuk memadamkan api serta dilatih melalui tangga titian yang berada di atas api.

Kepala Unit Safety and Helaty Envoroment Departemen Teknik Aristektur dan Perencanaan UGM, Widyasari Her Nugrahandika, S.T., M.Si., mengatakan pelatihan simulasi bencana kebakaran ini dilaksanakan sebagai upaya dalam meningkatakan kemanan di lingkungan kampus. Selain itu juga sebagai  wujud komitmen dalam kesiapsiagaan dalam menanggulangi bencana kebakaran.

Baca Juga :  ShopeeFood Hadirkan Fitur Pickup dan Diskon Menarik Bagi Pengguna di Bulan Ramadan

“Dari kegiatan ini harapannya mahasiswa dan seluruh civitas DeTAP bisa mengenal cara-cara penanganan kebakaran dan bisa lebih siap jika nantinya menghadapi kebakaran,” harapnya.

Sementara itu Kurnia Widyastuti, MT perwakilan dari laboraturium studio Arsitektur UGM berharap dari program pelatihan ini dapat menarik minat mahasiswa untuk dapat menghasilkan desain dan meneliti tentang konsep kesiapsiagaan bencana baik alam maupun non alam di ranah arsitektur. Hal ini dilakukan guna menjawab pertanyaan besar tentang peran arsitek ke depan dalam hal pengurangan resiko kebencanaan di Indonesia maupun di regional Asia. (ika/humas ugm/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News