BALIPORTALNEWS.COMKota Denpasar sebagai kota metro dalam melaksanakan pembangunan tentunya menghadapi berbagai tantangan. Tantangan-tantangan tersebut seperti kependudukan, keamanan dan kekumuhan harus dapat diselesaikan dengan melakukan berbagai program dan pengawasan. Hal tersebut tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah sendiri melainkan harus melibatkan semua komponen masyarakat.

Salah satunya Sabha Upadesa memiliki peran strategis membantu menyelesaikan permasalahan tersebut termasuk mengawal konsep pembangunan berwawasan budaya. Hal ini Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra saat membuka Rapat Kerja Sabha Upadesa sekaligus melantik Sabha Upadesa tingkat kecamatan, Sabtu (29/10/2016) di Bali Handara, Buleleng.

“Saya harapkan setelah Sabha Upadesa kecamatan dilantik,  langsung melakukan sosisialisasi ke masyarakat terutama bersama-sama mengatasi permasalahan kota yang ada,” ujarnya.

Agar kedepannya peran Sabha Upadesa harus aktif termasuk juga bagi Perbekel yang baru dilantik agar ikut memahami tujuan dari Sabha Upadesa.

Baca Juga :  Dibuka Antari Jaya Negara, Libatkan Dua Narasumber TP PKK dan WHDI Denpasar Gelar Pelatihan Tata Rias dan Sanggul Bali

Dismping itu bila ada peran Sabha Upadesa yang belum terakomodir agar dibicarakan saat rapat kerja ini. Disamping itu Rai Mantra mengaku telah membentuk kelompok ahli khusus yang akan menyampaikan program Sabha Upadesa pada pemerintah.

Mengingat sangat strategis peran sabha upadesa maka memiliki peran sangat penting. Untuk itu kedalam harus di kuatkan dalam sabha upadesa itu sendiri.

“Saya harap Sabha Upadesa terus melakukan pembenahan mulai dari dalam sehingga kemudian dapat melaksanakan peran untuk mengawal konsep pembangunan berwawasan budaya di Kota Denpasar,” ujarnya.

Pada dasarnya keberadaan Sabha Upadesa menurut Rai Mantra untuk menjaga keharmonisan dan percepatan pembangunan dengan tetap berpegangan pada konsep pembangunan berwawasan budaya. “Budaya telah diakui World Culture Forum mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu budaya harus menjadi pedoman dalam setiap langkah pembangunan,” ujar Rai Mantra.

Dalam melaksanakan konsep pembangunan berwawasan budaya banyak tantangan yang dihadapi seperti masalah kependudukan menjadi masalah utama yang akan membawa dampak masalah keamananan dan masalah lingkungan. Termasuk juga merubah pola kehidupan budaya yang sudah ada seperti keberadaan pertanian.

Namun ada strategi khusus seperti pelaksanaan program subak lestari diharapkan dapat melestarikan subak yang ada. Program subak lestari bukan hanya menyasar sawah saja melainkan menata semuanya sampai penataan sampai pada orangnya.
Permasalah kependudukan juga membawa imbas masalah kekumuhan terutama pada lahan-lahan yang dikontrakan. Untuk pemerintah akan menerapkan program rumah karsa dimana pembangunan rumah dilakukan secara knockdown (dilepas). Karena program rumah karsa ini telah memenuhi standar sehingga tidak kumuh.

Baca Juga :  “Energi Untuk Negeri” Penerima Beasiswa Bank Indonesia Tahun 2024, Wujud Semangat Masa Depan SDM Unggul di Bali

Ketua Sabha Upadesa Kota Denpasar I Wayan Meganada mengatakan Sabha Upadesa akan membahas permasalahan-permasalah yang ada serta akan merekomendasikan hasil pertemuan kepada pemerintah. Untuk meningkatkan peran Sabha Upadesa Meganada mengaku telah membentuk Sabha Upadesa tingkat kecamatan.

“Dengan terbentuknya Sabha Upadesa sampai tingkat kecamatan Kami harapkan dapat meningkatkan peran semua pihak dalam melakukan pembangunan di Kota Denpasar yang berwawasan budaya,” ujarnya. (gst/hms dps/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News