BALIPORTALNEWS.COM – Pemerintah Kota Denpasar kembali akan menggulirkan program rahina berbahasa Bali bagi siswa di Denpasar.

‘’Program rahina bahasa Bali itu akan kita gulirkan mulai pendidikan anak usia dini (PAUD),’’ kata Wayan Sukana, Selasa (27/9/2016).

Menurut Sukana, terobosan ini dilakukan untuk menghargai kearifan lokal, dan sebagai upaya menyelamatkan bahasa Bali yang makin terpinggirkan dan seolah jadi bahasa ‘’asing’’ bagi manusia Bali sendiri.

‘’Program rahina berbahasa Bali itu akan segera digulirkan tinggal menunggu surat keputusan (SK) Walikota Denpasar,’’ ujar Wayan Sukana.

Baca Juga :  Pj Gubernur Bali Kukuhkan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Bali

Menurut Wayan Sukana, meskipun hanya diberlakukan selama satu hari  setiap pekannya, atau setiap rerahinan Purnama atau Tilem, paling tidak kita punya setitik harapan bahwa program yang mewajibkan seluruh siswa menggunakan bahasa Bali ini akan menjadi ''rahim'' yang subur bagi "kelahiran" generasi-generasi penutur bahasa Bali baru.

‘’Terus terang, saya cukup tersentak mendengar prediksi menyatakan bahasa Bali akan punah di tahun 2041. Kalau bahasa Bali sampai punah, saya tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi dengan Bali ini. Bali akan kehilangan salah satu kekayaannya yang sangat berharga," ujar Wayan Sukana.

Baca Juga :  FHTB 2024 Sukses Digelar, Berhasil Hubungkan Ratusan Jaringan Bisnis

Menurut Wayan Sukana, prediksi lain yang menyatakan  bahasa Bali tinggal satu generasi saja itu wajib disikapi secara serius. Dikatakan, prediksi itu sejatinya lebih banyak bertujuan untuk membuat manusia Bali jengah sehingga tergugah untuk melakukan upaya-upaya penyelamatan secara terstruktur dan tersistematisasi.

Kendati mengaku tidak yakin seratus persen bahasa Bali  akan "terkubur" begitu cepat atau hanya dalam hitungan puluhan  tahun, namun argumentasi itu jelas bukan hal yang mengada-ada. ‘’Kalau memang ada niat, saya yakin bahasa Bali juga bisa dimanfaatkan sebagai ilmu pengetahuan. Misalnya, dalam menyampaikan materi pelajaran matematika, fisika, kimia dan sebagainya. Tentu saja, tidak semua istilah bisa serta merta diterjemahkan ke dalam bahasa Bali karena memang belum ada padanannya dalam bahasa Bali,’’ ujarnya. (tis/bpn)

Dapatkan berita terbaru dari Baliportalnews.com di Google News