BALIPORTALNEWS.COM – Setelah melewati beberapa tahapan perlombaan serangkaian pengembangan minat dan budaya baca, Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi (KPAD) Kabupaten Gianyar menyerahkan penghargaan dan hadiah kepada para pemenang berlangsung di Balai Budaya Gianyar, Rabu (21/9/2016).
Adapun kegiatan yang digelar sejak Agustus lalu meliputi lomba resensi buku tingkat SMA/SMK, lomba matembang tingkat SMP, lomba bercerita Bahasa Bali tingkat SD dan lomba menggambar tingkat TK.
Sebelum penyerahan hadiah yang diserahkan langsung oleh Asisten Administrasi, Ekonomi dan Pembangunan Setda Kabupaten Gianyar, Ketut Astawa Suyasa, para pemenang ini mempresentasikan terlebih dahuhu karya-karyanya termasuk matembang dihadapan juri dan undangan.
Dalam kesempatan itu juga dipentaskan hiburan bondres yang didalamnya berisi pesan pentingnya mengembangkan minat dan budaya membaca.
Kepala KPAD Gianyar, Hery Nurhancoko mengatakan, tujuan dari kegiatan ini untuk menggalang gerakan Gianyar Membaca tahun 2016 di Kabupaten Gianyar sebagai wujud dari program pengembangan minat dan budaya baca dengan motto “Gianyar Membaca Penopang Belajar Sepanjang Hayat”.
Untuk menunjang kualitas lomba, KPAD mendatangkan juri berkompeten dari unsur akademisi yakni Ir. I Ketut Witarka Yudiata dari Universitas Ngurah Rai; Prof. Dr. I Wayan Suparta dosen Unud dan unsur media.
Selain melalui lomba, bentuk kegiatan dalam merangsang minat dan budaya baca diantaranya pelayanan keliling ke desa-desa dan sekolah serta perpustakaan umum dengan mobil keliling, pelayanan perpustakaan umum bertempat di Balai Budaya Gianyar, layanan keliling saat Car Free Day (CFD) dengan memotivasi minat baca sejak dini.
Asisten Administrasi, Ekonomi dan Pembangunan Setda Kabupaten Gianyar, Ketut Astawa Suyasa mewakili Bupati Gianyar, A.A. Gde Agung Bharata, mengapresiasi langkah KPAD Gianyar yang rutin melaksanakan kegiatan dalam upaya merangsang tumbuh dan berkembangnya minat dan budaya baca masyarakat.
“Melalui lomba resensi, pelajar otomatis harus membaca buku untuk dapat merangkum inti dari sebuah isi buku,” terang Astawa Suyasa.
Untuk itu, perpustakaan sebagai penyedia informasi diharapkan mampu mengkemas dan menyediakan informasi lebih canggih dengan pelayanan sistem automatis yang bersifat digital seperti bentuk layanan internet serta pelayanan yang menyesuaikan pembangunan teknologi lainnya.
“Langkah yang mungkin dilakukan adalah dengan cara merubah pola pikir, pola kerja dan budaya kerja dari tradisional menjadi pola kerja berdasarkan teknologi informasi,” kata Ketut Astawa Suyasa. (agy/bpn)